Kisah Pemuda Lereng Argopuro Bondowoso Budidaya Koi, Cari Relasi Dari Grup Facebook Pecinta Koi

23 Mei 2023, 22:08 WIB
Peternak Koi di Kecamatan Binakal Bondowoso. /Sholikhul Huda/KlikBondowoso

 

KlikBondowoso.Com - Koi Zee Zee Farm. Itulah nama usaha milik Mohammad Nor Zaen, warga Dusun Krajan, Desa Gadingsari, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso. 

Desa Gadingsari adalah salah satu desa yang berada di lereng Gunung Argopuro. Di lereng Argopuro, terdapat Bukit Piramid. Gadingsari  tepat di bawah Bukit Piramid. 

Sebagai warga desa, Mohammad Nor Zaen, melihat kelebihan desanya. Terdapat aliran sungai dari atas gunung yang mengalir di desa ini. Berikutnya Zaen -panggilan akrabnya- memanfaatkan air yang mengalir di sungai ini untuk membuat kolam ikan Koi.

Berawal dari hobi, ia akhirnya menjadi pengusaha ikan koi. Dengan nama Koi Zee Zee Farm. Usahanya ini beradal ketika Pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

Zaen yang berprofesi sebagai guru, saat Pandemi Covid-19 banyak di rumah. Akhirnya membuat kreasi karena hobi memelihara ikan koi. Ia bikin kolam lengkap dengan instalasi pompa air.

"Ikan Koi itu lebih irit dari segi pakan (makanan, Red). Tidak seberapa dibanding memelihara ikan konsumsi seperti lele atau nila," terang Zaen yang setiap harinya menjadi guru di SDN Baratan, Binakal.

Pada tahun 2020, Zaen mulai mengeksplorasi hobinya. Ia mencari referensi mulai dari internet sampai bertanya ke para pecinta Koi di Bondowoso melalui media sosial. Berikutnya ia bergabung dengan komunitas pecinta Koi Bondowoso.

Setelah mendapat banyak referensi, Zaen membuat kolam di samping rumahnya. Kolam itu lengkap dengan instalasi pompa kolam. 

"Saya membuat kolam breeding. Jadi saya beli indukan yang bagus dan membuat peternakan ikan Koi," ujar pemuda yang baru saja diangkat menjadi guru P3K tersebut.

Ilmu dari berbagai referensi itu, ketika diterapkan ternyata berhasil. Hal itu didukung dengan kondisi air di wilayahnya yang sangat bagus. Selain dengan instalasi pompa, air untuk kolamnya bisa diambilkan dari sungai yang terus mengalir.

Sehingga saat listrik padam, ia tidak khawatir ikan Koi peliharaannya lemas. Sebab air di kolam bisa disuplai air dari sumber pegunungan yang terus mengalir.

SEMPAT ADA INDUKAN MATI

Menjadi petani ikan Koi bukan tanpa tantangan. Banyak tantangan dihadapinya. Salah satunya jika ada indukan yang mati.

Pernah Zaen membeli indukan dengan harga jutaan rupiah. Namun setelah dipelihara, ternyata ikan koi indukan tersebut mati.

"Bagi saya hal itu biasa. Karena menjadi resiko usaha. Karena usaha saya ini adalah hobi saya, maka ya dijalani saja," terangnya.

Hal yang harus diperhatikan dalam memelihara ikan Koi, katanya, adalah ketika mengatasi penyakit. Karenanya ketika terserang penyakit, harus segera dikuras kolam ikannya. Jika tidak, maka akan sangat mudah menular ke yang lain.

Selain ada indukan koi mati, tantangan menjadi petani Koi muncul ketika memilih bibit unggul koi. Sebab inovasinya yang dibuat adalah mempertemukan indukan dengan jenis berbeda. Tujuannya agar memunculkan bibit unggul.

Ketika sudah menjadi bibit, muncul tantangan lagi. Yakni terkait pemilahan. Dari anakan, setiap bulan dipilah dengan klasifikasi bibit biasa dan bibit yang unggul.

"Terkadang bibit unggul, ikut ke sortir. Sortiran ini saya jual murah," terang Zaen. 

Untuk ikan Koi anakan dan klasifikasinya biasa, Zaen hanya membanderol dengan harga Rp25 ribu per 100 ekornya.

Sedangkan Koi besar yang klasifikasinya biasa, dibanderol hanya Rp 200 ribu saja. 

Hal itu berbeda dengan Koi yang bagus. Jika yang bagus, ada yang sampai memiliki sertifikat. Harganya bisa sampai jutaan. Sertifikat itu didapat biasanya setelah memenangi kontes.

BERTEMU KOMUNITAS DAN PEMBELI DI DUNIA MAYA

Dalam hal promosi, Zaen memanfaatkan media sosial facebook. Ia membuat facebook Zee Zee. Itulah facebook Koi Zee Zee Farm milik Mohammad Nor Zaen,.

Dari facebook itu, ada banyak orang mengenalnya. Berikutnya mengirim pesan, sampai akhirnya berlanjut komunikasi di Whatsapp. 

"Banyak yang tanya tentang koi dari media sosial. Berikutnya menghubungi saya, dan melihat Koi yang saya kembangkan," jelas Zaen.

Karena sudah dikenal, banyak orang datang di tempatnya. Terbanyak adalah membeli bibit ikan. Sedangkan untuk pengembangannya, Zaen juga memanfaatkan lahan di sawah untuk pembibitan. Sehingga tidak khawatir kehabisan bibit ikan Koi.

MENGENAL PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM

Pemerintah Indonesia sangat getol memberi dorongan terhadap para pelaku UMKM. Sebab ada slogan UMKM Gesit Ekonomi Bangkit. 

Slogan inilah yang digaungkan pemerintah melalui Bank Indonesia sampai perbankan. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Fitri Yulianti Silalahi, Department Head Bisnis Mikro Kantor Wilayah Malang BRI menerangkan, ada berbagai program pengembangan UMKM. Termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Untuk KUR sendiri, bunganya sangat rendah. Hanya 6% dalam jangka waktu 1 tahun. Sehingga setiap bulannya hanya 0,5% saja.

"Para nasabah pinjaman maupun simpanan yang sejenis kami kumpulkan, terbentuklah klaster. Ada klaster tape, batik mungkin," terangnya.***

Editor: Sholikhul Huda

Tags

Terkini

Terpopuler