Awal Tahun 2022 Petani Bondowoso Menjerit, Pupuk Subsidi Langka dan Dijual di Atas HET

- 24 Januari 2022, 17:00 WIB
pupuk-subsidi-ilustrasi
pupuk-subsidi-ilustrasi /

“Saya pernah beli Rp 300.000 per kwintal pupuk urea, bahkan kalau nama tidak tercantum di E-RDKK bisa Rp 350.000,” ungkap dia.

Selain itu, dalam setiap transaksi, tidak pernah ada nota pembelian yang diberikan kios. Padahal, nota atau kwitansi itu sebagai bentuk bahwa pupuk subsidi dijual dengan nilai HET.

“Ga pernah ada yang dikasi kwitansi selama ini,” papar dia.

Satibi menduga ada permainan pupuk di wilayah Kecamatan Pakem sehingga terjadi kelangkaan pupuk. Hal itu juga terlihat dari harga yang tidak wajar.

Tak hanya Satibi, petani lain asal Desa Ardisaeng Imam Mahmudi merasakan hal yang sama.

“Di desa saya memang langka pupuk subsidi, harganya juga mahal,” tutur dia.

Imam sendiri mengaku sudah terdaftar di E RDKK. Namun tidak pernah tau berapa alokasi yang didapatkan karena tidak tidak pernah diberi tau.

“Pernah saya mau beli, tidak dikasi, bilangnya tidak ada di kios,” tambah dia.

Baca Juga: Pemain Persib Bandung Bertemu Dengan Taisei Marukawa: Tandem di Satu Klub

Imam juga mengaku bahwa harga urea juga bisa dua kali lipat dari HET.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah