KlikBondowoso.com - Selama ini bersiar informasi bahwa micin berbahaya bagi tubuh terutama otak. Micin menyebabkan kebodohan, bahkan penyebab kanker.
Benarkah informasi yang beredar dimsyarakat selama ini?
Salah Satu Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Mangatas SM. Manalu, SpPD, memberi pencerahan tentang micin.
Diawali dari riwayat singkat kontroversi penggunaan MSG. Kontroversi tentang micin bermula pada tahun 1969.
Baca Juga: IHSG Di Bursa Efek Indonesia Akhir Pekan Turun Dibanding Awal Pekan
Saat itu ada percobaan dengan cara menyuntikkan MSG dosis tinggi (50 mg) ke otak tikus yang baru lahir dan mengakibatkan gangguan saraf yang berbahaya.
Penyuntikan dosis itu menyebabkan konsentrasi Glutamat 50 M (mikro molar) di jaringan otak tikus. Jika dibandingkan pada manusia kadar toksik untuk meracuni otak manusia ialah 30 M, setara dengan 30 mg MSG.
Artinya, jika 30 mg suntikan dikonversikan ke dalam makanan, maka orang harus makan lebih dari 30 sendok teh micin per harinya, untuk mencapai dosis merusak otak tersebut. Makalah inilah yang akhirnya menyulut kekhawatiran orang tentang MSG.
Kita perlu menilik kembali tentang percobaan tersebut. Percobaan tersebut dilakukan dengan cara Dosis MSG yang tinggi, MSG masuk ke tubuh dengan cara disuntikkan langsung ke otak, bukan dikonsumsi. Selain itu Percobaannya dilakukan pada tikus dan bukan manusia, lagipula tikus yang disuntik ialah tikus yang baru lahir dimana sistem pertahanan tubuhnya belum matang sempurna.