Network
KlikBondowoso.com - Bercinta dalam kehidupan rumah tangga sangatlah penting. Oleh sebab itu para suami harus tahu, batas waktu minimal bercinta yang harus diberikan pada istri.
Dalam kehidupan rumah tangga suami wajib menafkahi istri. Nafkah yang diberikan oleh suami bukan hanya nafkah materi namun juga nafkah batin atau aktivitas bercinta.
Karena itulah sebagai suami harus mengetahui batas minimal memberikan jatah bercinta kepada istrinya.
Dilansir KlikBondowoso.com dari akun instagram @infoislamterkini, yang diunggah pada 10 Januari 2022. Dijelaskan mengenai batas waktu minimal suami mengajak bercinta istri.
Baca Juga: Manfaat Konflik Suami Istri dalam Rumah Tangga
Ibnu Hazm berkata: “Suami wajib menjimak istrinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan jika ia mampu, kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.”
Pendapat Ibnu Hazm ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 222 yakni:
فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
“..apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu…” [QS. Al Baqarah: 222]
Sedangkan Imam Ahmad berpendapat batas minimal suami mengajak bercinta adalah sekali dalam empat bulan. Hal ini berdasarkan ketetapan Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu atas pasukan mujahidin.
Mereka ditugaskan dalam rentang masa maksimal empat bulan agar bisa kembali kepada istrinya secara bergiliran.
Baca Juga: Suami Istri Ibarat Pakaian yang Saling Menghebatkan
Keputusan itu diambil Umar setelah ia mendengar syair seorang wanita muslimah yang mengeluhkan lamanya sang suami bertugas. Lalu Umar bertanya kepada anaknya, Hafshah, berapa lama seorang wanita kuat menahan gejolak hasratnya untuk berhubungan dengan suami. Hafshah mengatakan bahwa empat bulan adalah waktu maximal perempuan menahan diri dari keinginan untuk bercinta.
Sebuah pendapat sangat bijak dikeluarkan oleh Imam Al Ghazali. Pengarang Ihya’ Ulumiddin itu menjelaskan, “Sepatutnya suami menjimak istrinya pada setiap empat malam satu kali.
Pendapat Imam Al Ghozali Ini menyatakan lebih baik karena batas poligami itu empat orang. Akan tetapi, boleh diundurkan dari waktu tersebut bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam atau kurang dari itu.
