KlikBondowoso.com- Pendemo kembali terbunuh. Sebanyak 38 orang tewas di Myanmar pada Rabu, 2 Februari 2021.
Peristiwa tersebut merupakan korban terbesar sejak terjadinya kudeta oleh militer.
Ketika tindakan keras militer terhadap demonstran semakin memuncak. Perwakilan khusus PBB untuk negara tersebut mengatakan junta militer telah menolak permintaannya untuk berkunjung.
Myanmar dilanda kekacauan sejak junta militer merebut kendali pada 1 Februari dan menangkap para pemimpin sipil dengan partainya.
Baca Juga: DPRD Menolak Permintaan Amnesty International Terkait Pemberhentian Hukuman Mati Narkoba
Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menang secara mutlak saat pemilu nasional.
Pasukan militer telah menggunakan cara yang semakin brutal untuk menghancurkan protes anti-kudeta.
Baca Juga: Wajib Tahu ! 14 Khasiat Buah Mangga, Salah Satunya Mencegah Kanker
Burgener, seorang diplomat Swiss yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal António Guterres, mengatakan kepada wartawan ketika konferensi pers, bahwa para pemimpin junta telah menolak permintaannya untuk mengunjungi negara tersebut.
Baca Juga: Astaga! Penyebab Wanita Sulit Masuk Surga
Ketika dia memperingatkan junta militer tentang konsekuensi yang bakal dihadapi "'Kami sudah terbiasa dengan sanksi,'" dan "Kita harus belajar hidup dengan sedikit Kawan”, ungkap Burgener menirukan ucapan militer Nyanmar.
Burgener juga mengatakan, dia telah menerima banyak pesan dari warga Myanmar di dalam negeri.
Memohon tindakan internasional yang akan mengakhiri penindasan dan mengarah pada pembebasan pemimpin sipil mereka yang ditangkap Aung San Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian.
“Hari ini adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi,” katanya. “Hanya dalam satu hari, 38 nyawa melayang sia-sia.”
Burgener tidak merinci sumber informasinya atau menjelaskan di lokasi mana di Myanmar pembantaian itu terjadi.
Tetapi sumber berita lain dan unggahan media sosial dari Myanmar melaporkan angka serupa dari bentrokan di beberapa kota.
Jumlah kematian, jika dikonfirmasi, akan menjadi sekitar dua kali lipat dari rekor satu hari sebelumnya yaitu 18 orang tewas pada hari Minggu.***