Tradisi Kebo-keboan Dari Suku Osing di Banyuwangi Yang Hingga Saat Ini Masih Dilakukan Masyarakat Lokal

- 16 Juli 2022, 19:28 WIB
Ilustrasi kebo-keboan
Ilustrasi kebo-keboan /Banyuwangitourism.com

Kebo-keboan biasa dilakukan di awal bulan Suro, penanggalan Jawa.

Tujuan upacara adat ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang melimpah dan doa, agar proses tanam benih untuk tahun depan dapat menghasilkan panen yang melimpah.

Terdapat dua desa di Banyuwangi yang masih melestarikan tradisi Kebo-keboan.

Desa Aliyan dan Desa Alas Malang. Tujuan dan fungsinya sama, yang membedakan adalah alur penyajiannya.

Baca Juga: Dibalik Tradisi 'Iki Palek' Potong Jari di Suku Dani Papua Ada Kisah Menyedihkan, Apa Itu?

Di Desa Aliyan seluruh ritual masih dilakukan secara aturan adat, sedangkan Kebo-Keboan di Desa Alas Malang merupakan imitasi yang dilakukan dengan tujuan pariwisata.

Digelar sebagai bagian dari rangkaian selamatan desa untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen sekaligus sebagai upacara bersih desa.

Melalui Kebo-keboan, suku Osing berharap keselamatan dan terhindar dari segala marabahaya.

Masyarakat Osing sebagai penyangga budaya sangatlah kuat dalam menjaga tradisi dan budaya mereka.

Kebo-keboan diyakini oleh masyarakat setempat, apabila ditinggalkan maka akan muncul berbagai musibah yang melanda desa mereka.

Halaman:

Editor: Fathorrahman Hidayah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah