Jangan Diremehkan! Segera Cari Tahu Tanda - Tanda Usus Kotor Dan Bahaya Bagi Kesehatan Tubuh

11 April 2024, 14:33 WIB
Ilustrasi kondisi usus kotor dan memiliki banyak bakteri serta cacing di dalamnya. /

KlikBondowoso - Saat membicarakan soal kesehatan usus, kamu mungkin langsung berpikir tentang seberapa baik perut kamu bekerja dalam mencerna makanan. Walaupun pencernaan merupakan bagian penting dari kesehatan usus, tetapi pencernaan mempunyai dampak lebih dari itu, yakni berdampak secara langsung pada kesehatanmu secara keseluruhan.

Lantas, apa sajakah tanda usus kotor?
1. Gas, Kembung, dan Masalah Perut Lainnya
“Gejala intoleransi makanan seperti pencernaan yang buruk, kembung, dan sakit perut mungkin berasal dari masalah bakteri di usus,” kata ahli gizi Mascha Davis.

Penting untuk dipahami bahwa intoleransi makanan tidak sama dengan alergi makanan. Alergi makanan adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak menyenangkan atau berbahaya setelah makan makanan tertentu. Hal ini dapat menyebabkan sesak napas, gatal-gatal, bengkak di mulut atau lidah, dan hal ini tidak hanya membuat tidak nyaman, tetapi juga dapat mengancam nyawa.

Sebaliknya, intoleransi makanan adalah kondisi saat tubuh sulit mencerna zat dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Ketika kamu mengalami efek samping seperti gas dan kembung setelah makan makanan tertentu, ini mungkin merupakan indikasi bahwa bakteri di ususmu tidak memecah makanan tersebut sebagaimana mestinya.

2. Fluktuasi Berat Badan yang Tidak Disengaja
Beberapa bakteri usus sebenarnya berdampak pada seberapa banyak kalori yang dapat kamu ekstrak dari makananmu, dan kekayaan mikroba telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian terkait dengan Body Mass Index (BMI) dan metabolisme orang dewasa.

Dengan kata lain, mikrobioma usus dapat berperan dalam penambahan dan penurunan berat badan. Jadi, jika kamu makan dengan normal, tetapi tampaknya berat badanmu naik atau turun secara perlahan, mungkin penyebabnya adalah kesehatan usus yang buruk dan kurangnya keragaman mikrobioma.

Satu hal yang tidak kalah penting adalah penurunan atau penambahan berat badan yang tidak disengaja juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan serius lainnya, seperti kanker. Jadi, sebaiknya pergilah ke dokter sesegera mungkin.

3. Timbul Masalah Kulit
Kamu mungkin memperhatikan bahwa kulitmu cenderung berjerawat saat mengonsumsi makanan tertentu, seperti makanan tinggi gula rafinasi atau lemak jenuh, dan itu mungkin disebabkan oleh bakteri di usus.

Menurut sebuah penelitian pada 2021, jenis makanan tersebut meningkatkan ketidakseimbangan bakteri usus yang dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, termasuk jerawat, rosacea, eksim, psoriasis, dan ketombe.

4. Kelelahan atau Insomnia
Kamu termasuk sulit tidur atau kebanyakan tidur, nih? Perlu diketahui, hal ini mungkin akan memengaruhi hidupmu.

“Usus menghasilkan banyak serotonin tubuh, yang mempengaruhi suasana hati dan tidur,” jelas Davis. “Fungsi usus, dan aktivitasnya, berinteraksi dengan ritme dan emosi tidur/makan kita.”

Seperti yang kita lihat pada hubungan antara usus dan kesehatan mental, hubungan antara tidur dan kesehatan usus adalah hubungan dua arah. “Tidur penting untuk mencapai usus yang sehat,” kata Dr. Seeley. “Tidur yang cukup setiap malam membantu menjaga kesehatan mikrobioma usus. Kurang tidur dapat menyebabkan masalah pencernaan, dan masalah ini dapat menjadi lingkaran setan.”

5. Mengidam Gula
Beberapa orang menyukai karbohidrat, sedangkan yang lainnya bisa jadi memakan makanan tinggi serat, mengandung lemak tertentu, ragi, atau bahkan gula. Kemudian, ada yang beranggapan bahwa semakin kamu menuruti keinginan tersebut, semakin banyak pula mikroorganisme yang memengaruhi keinginan itu.

Hal ini melanggengkan siklus, menyebabkan ketidakseimbangan dalam ususmu dengan mengambil alih bakteri pro-inflamasi yang menyukai gula, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya juga.

6. Kemurungan, Iritabilitas, dan Kurang Konsentrasi
“Saat saya berbicara dengan pasien saya tentang hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan usus, saya biasanya memberi tahu mereka bahwa perasaan dan emosi kita sangat terkait dengan saluran pencernaan,” kata Dr. Seeley.

“Misalnya, ketika otak kita berada dalam kondisi cemas atau depresi, saraf yang menstimulasi otak terus bekerja. Hal yang sama terjadi di saluran pencernaan,” katanya. “Ada saraf yang merangsang usus yang juga mulai aktif, jadi sekarang siklus ini telah tercipta. Gejala psikologis memperburuk gejala gastrointestinal (GI), dan gejala GI memperburuk gejala psikologis. Hal ini dapat berlanjut sampai siklus tersebut diputus melalui pengobatan, gaya hidup dan/atau perubahan pola makan.”

Meskipun hubungan pasti antara usus dan otak tidak sepenuhnya jelas, penelitian menunjukkan banyak bukti mengenai pengaruh kesehatan usus terhadap kondisi mental kita. Lagi pula, lebih dari separuh pasien dengan gangguan iritasi usus besar juga mengalami depresi, kecemasan, atau masalah tidur, dan tidak jarang depresi serta gangguan kecemasan umum dikaitkan dengan masalah pencernaan.***

Editor: Sholahudin Al Ghazali

Terkini

Terpopuler