Tidak Sholat tapi Sering Sholawatan, Bagaimana Statusnya? Gus Baha: Itu Tidak Masalah

- 19 Juni 2023, 09:50 WIB
Baru tahu ternyata begini bedanya Sholawat Nabi dari Allah, malaikat, dan manusia. Punya makna yang berbeda kata Gus Baha.
Baru tahu ternyata begini bedanya Sholawat Nabi dari Allah, malaikat, dan manusia. Punya makna yang berbeda kata Gus Baha. /Instagram @ngajigusbaha

KlikBondowoso.com - Berikut ini penjelasan Gus Baha tentang status orang yang tidak sholat tapi sering sholawatan.

Sebagai umat muslim diperintahkan untuk sholat wajib, serta bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Lalu bagaimana statusnya orang yang tidak sholat namun sering sholawatan?

Simak penjelasan Gus Baha berikut ini, sebagaimana dilansir dari kanal YouTube SANTRI GAYENG yang diunggah 27 Desember 2021.

Gus Baha menceritakan, pada zaman Nabi SAW ada yang orang bernama Abdullah. Ia sering dipanggil Khimar oleh teman-temannya.

Abdullah adalah orang yang sering membuat Nabi tertawa. Nabi Muhammad orang yang sering serius karena memimpin perang dsb, saat melihat Abdullah menjadi tertawa.

Abdullah atau Khimar ini orangnya suka minum-minum (mabuk) dan dia kalau mabuk di masjid Nabi.

Setiap ditanya "Kamu itu orang fasik kok gak di terminal atau di jalanan, tapi kok malah di masjid? "

Khimar menjawab jika dirinya tidak melihat Nabi, ia akan mengeluh. Begitu juga jika ia tidak mabuk, juga akan mengeluh.

Nabi SAW profesional, meskipun santrinya tetap diberi hukuman. Hukuman bagi seorang pemabuk itu tidak ada batasnya karena tidak disebutkan dalam Al-Quran.

Sehingga terkadang Nabi menghukum dengan memukul 20-80 kali menggunakan barid atau ni'al.

"Barid itu pelepah kurma dan ni'al itu sandal," ujar Gus Baha.

Singkat cerita, ada sahabat yang menegur Khimar "Wahai Khimar, kamu dilaknat Allah".

Kemudian Nabi SAW marah, "Kamu jangan melaknat dia, karena dia suka (cinta) dengan Allah dan Rasulnya"

"Meskipun dia seorang peminum arak, tapi dia suka dengan Allah dan Rasul," kata Gus Baha.

Rasulullah SAW tidak mengeluarkan dia dari status mencintai Allah dan Rasul hanya karena maksiat yang dilakukannya.

Ahlusunnah sepakat orang maksiat bukan berstatus memusuhi Allah dan Rasulullah.

Maksiat merupakan bawaan dhaif. Misal ketika melihat perempuan menjadi teringat terus, hingga ketika takbir (dalam sholat) tidak ingat Allah. Itu karena bawaan nafsu.

Orang tersebut tidak dihilangkan sifat cinta terhadap Allah dan Rasul hanya karena maksiat. Karena maksiat itu bawaan bodoh,lupa, dan sebagainya.

"Semua kesalahan itu ya kesalahan saja, tapi tidak menjadikan kafir dan bukan berarti kita tidak cinta Allah dan Rasul," ucap Gus Baha.

"Makanya menurut saya kalau ada orang tidak sholat tapi ikut sholawatan, itu tidak masalah. Faktanya dia suka saat sholawatan," tambahnya.

"Bisa saja itu awal dia dapat hidayah," lanjutnya.

Kiai ahli fiqih berkomentar "Apa gunanya sholawatan tapi tidak sholat?"

"Kalau dia tidak pernah sholawatan, dan tidak sholat, lalu jalur hidayahnya darimana?" kata Gus Baha.

Siapa tau, dengan ia bersholawat, ada satu atau dua sholawatnya yang diterima yang menjadikan sebab dapat hidayah.

"Jadi saya ulangi lagi, setiap kitab Ahlusunnah yang asli, itu setiap ada ayat Allah tentang fasik masuk neraka, itu pasti disebabkan kekafiran dan kedustaan," terang Gus Baha.

Jadi dosa fasik yang disebabkan kekafiran dan mendustakan Allah dan Rasul itu baru yang namanya ahli neraka.***

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: You Tube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x