Network
KlikBondowoso.Com - Aris Sony Prima Yoga, putra almarhum Hj Suparmi SPd, mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu 27 Oktober 2021.
Surat itu ihwal permintaan keadilan, terkait penanganan perkara meninggalnya sang ibunda tercinta di RS Koesnadi Bondowoso, pada Februari 2021.
Surat terbuka tersebut juga ditembuskan ke Kapolri, Pangliam TNI, Hakim Agung, Jaksa Agung, Kepala Staff Kepresidenan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Kompolnas, Ombudsman, dan Kadiv Propam Polri.
"Semuanya berisi surat dan DATA KONGKRIT yang ada dalam flashdisk 32Gb didalamnya," ujar Nurul Jamal Habaib, Advokat Muda Bondowoso yang mendampingi keluarga Almarhum.
Habaib melanjutkan, perkara ini sudah sangat lama dan memakan biaya operasional yang tidak sedikit.
"Ini perkara sangat gampang sekali. Intinya saya berpesan CUKUP SULE YANG NGELAWAK,POLISI JANGAN," tegas advokat yang juga Ketua Yayasan Mambaul Ulum, Kerang, Sukosari, Bondowoso ini.
Dalam surat terbuka yang diterima redaksi KlikBondowoso.Com, ditandatangani langsung Putra Almarhum Suparmi, Aris Sony Prima Yoga.
Baca Juga: Mengenal Advokat Muda Bondowoso Lora Habaib, Pakai Baju Mirip Hotman Paris
Baca Juga: Cek Jenis Handphone Ini Tidak Dapat Gunakan WhatsApp Sejak November 2021
Diterangkan, Ibunda meninggal di ruang ICU RSUD Koesnadi Bondowoso. Ketika Ibunda meninggal, di ruangan itu ada CCTV.
Ada dua tenaga medis. Dalam cctv itu dapat dilihat dengan jelas detik demi detik 2 (dua) orang tenaga kesehatan meninggalkan pos jaganya di ruang ICU sejak pukul 23.59 WIB hingga kurang lebih 5 jam kedepan.
Dalam CCTV pun terlihat detik demi detik IBU KANDUNG SAYA SATU-SATUNYA yang sedang dirawat di RUANG ICU (yang konon katanya merupakan ruang dengan perawatan maksimal/dijaga 24 jam oleh tenaga kesehatan), meminta tolong dengan gerakan-gerakan masiv, berulang ulang kearah kamera, dengan harapan akan segera dilakukan pertololngan oleh tenaga kesehatan yang berjaga pada saat itu, namun apa daya, usaha yang dilakukan oleh ibu kandung saya yang divonis COVID 19 dan dirawat diruang ICU sia-sia dikarenakan takada seorang pun yang berjada di pos jaga untuk sekedar memantau monitor yang terhubung langsung dengan ruang ICU, tempat seorang manusia dirawat).
Dalam CCTV tersebut dapat lihat secara jelas detik detik IBU KANDUNG SAYA MENINGGAL dikarenakan tak ada satu orang pun tenaga kesehatan yang datang untuk membantunya.
"Mungkin Jikalau BAPAK PRESIDEN atau pun staff BAPAK YANG MEMBACA (dikarenakan banyaknya kesibukan BAPAK SEBAGAI SEORANG PRESIDEN) BAPAK masih menganggap saya GILA dan tidak waras dan menganggap tidak mungkin ada TENAGA KESEHATAN SETELEDOR/SEBODOH ITU, apalagii itu RUANG ICU, jangan Khawatir BAPAK dengan senag hati saya akan menyertakan 1 (Satu) buah FLASH DISK yang berisikan rekaman lengkap atas detik-detik meninggalnya seorang anak manusia yang bernama Hj SUPARMI untuk BApak Simak DETIK DETIK KEMATIANNYA," tulis Aris Sony Prima Yoga dalam surat terbuka tersebut.
"dalam FLASh DISK itu juga Bapak dapat melihat betapa hebatnya 2 (dua) orang tenaga kesehatan yang berjaga diruang ICU MELENGGANG BAK MODEL tanpa dosa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang tenaga kesehatan, yang sudah digaji atau setau saya mendapat insentif yang besar dari dana COVID 19," tulisnya lebih lanjut.
"APAKAH INI ADIL??? APAKAH TENAGA KESEHATAN TIDAK DAPAT DIHUKUM??? APAKAH HAL SEMACAM INI LUMRAH DI SETIAP RUMAH SAKIT??? APAKAH SETIAP ORANG YANG MENINGGAL DI RUMAH SAKIT KARENA COVID 19 JUGA MENDAPAT PERLAKUAN YANG SAMA SEPERTI IBU SAYA???," terangnya.
Sony berharap, Presiden Jokowi membaca surat terbuka tersebut dan menelaah kasus ini untuk bisa diproses secara keadilan di Indonesia.***
