KlikBondowoso.com - Peristiwa berdarah yang menewaskan Brigadir Joshua ini terjadi di kediaman Irjen Ferdy Sambo.
Namun kasus pembunuhan ini telah menemukan titik terang, setelah sebelumnya banyak kejanggalan tentang skenario yang dibuat oleh otak pembunuhan, Ferdy Sambo.
Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir Joshua menceritakan alasan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi menangis di Magelang.
Baca Juga: 5 Foto JPM Bumi Ki Ronggo Turut Serta Bagikan Bendera ke Masyarakat Bondowoso Bersama Forkopimda
Dilansir KlikBondowoso.com dari laman Youtube metrotvnews, berikut ini penjelasan pengacara Brigadir Joshua tentang kronologi kejadian kasus pembunuhan tersebut.
"Di Magelang terjadi lagi keributan rumah tangga antara si bapak dan si Ibu, diduga bertengkar lagi sampai akhirnya nangis-nangis karena kenapa? Di sana diduga si wanita cantik ini mengadu ke si Bapak bahwa dia akan mundur dari instansinya, instansi tempat si cantik bekerja," jelasnya.
"Nah sehingga membuat si bapak ini emosional, terjadilah di situ pertengkaran, ada yang nangis-nangis," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa Ferdy Sambo pulang terlebih dahulu menggunakan pesawat dengan ajudan berinisial D yang diduga terus menghasut Ferdy Sambo selama ini.
"Kemudian di tanggal 7, dia mendapatkan ancaman apabila naik ke atas maka Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat akan dihabisi atau dibunuh," imbuhnya.
"Dia telepon lagi pada kekasih, bahwa saya akan dibunuh apabila naik keatas. Cuman kekasihnya ini tidak bertanya apa yang dimaksud dengan naik keatas ini," tambahnya.
Baca Juga: HEBOH! Ganti Pengacara Lagi, Sikap Tiba-tiba Bharada E Bikin Deolipa Yumara Bingung!
"Besoknya, tanggal 8 mereka balik. Ketika mereka balik, nyampe di Jakarta, tahu-tahu sudah menunggu si bapak di rumah padahal harusnya Di kantor karena ini jam kantor toh. Harusnya dia sebagai Kadiv Propam ada di kantor, ternyata sudah menunggu di rumah," ujarnya.
Kamaruddin menambahkan bahwa usai kedatangan Brigadir Joshua di rumah dinasnya, terjadi dugaan penyiksaan sadis terhadap Brigadir Joshua oleh Ferdy Sambo dan antek-anteknya.
"Nah setelah ditunggu di rumah, beres-beres semua barang-barang dimasukkan kedalam rumah, kemudian diduga disiksa lah ini, dipatah-patahin jari-jarinya, kakinya, tangannya, kemudian bahunya diduga dihajar jadi luka menganga," lanjutnya.
Ia juga menuturkan tentang tembakan yang terjadi sebenarnya berikut dengan luka-luka yang diketahui usai autopsi.
"Kemudian ditembak dari sini (bawah dagu) tembus ke bibir bawah, ditembak dari belakang tembus ke hidung depan, ditembak itu dadanya lurus ke belakang, kemudian ada Luka di sini di lipatan kaki ini sampai ada rembesan darah. Kemudian di kaki sini, kemudian di kaki sini, kemudian di bahu kanan kiri semua banyak kali luka," paparnya.
"Padahal menurut penerangan karopenmas Polri, dia hanya ditembak lima kali, kena empat, Kenapa lukanya lebih dari 10?," ujarnya heran.
Hingga kini, kasus pembunuhan berencana Brigadir Joshua yang didalangi oleh Ferdy Sambo ini masih terus diusut dan dalam proses penyidikan.
Keempat tersangka kasus ini yakni Bharada E, Bripka RR, KM dan Ferdy Sambo telah diamankan di tempat yang berbeda.***