Network
KlikBondowoso.com – Tanaman umbi porang kini menjadi komoditas primadona banyak negara. Di Jawa Timur budidaya porang ternyata sudah banyak dikembangkan.
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanana Pangan Prov. Jatim, perkembangan ekspor porang mulai tahun 2018 s/d 2020 di Jatim melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya selalu meningkat.
Tahun 2018, volumenya mencapai 5.516.382 kg dengan nilai sebesar Rp. 270.302.720.450 (270 Milyar). Negara tujuan ekspor diantaranya, China, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan.
Kemudian di tahun 2019 volumenya mencapai 6.064.947 kg dengan nilai sebesar Rp. 297.182.412.310 (297 Milyar). Negara yang dituju adalah Thailand, China, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Pakistan.
Pada tahun 2020 volume mencapai 10.319.458 kg senilai Rp. 499.082.915.019 (499 Milyar). Negara tujuan, China, Belgia, Thailand, Myanmar, Jepang, Vietnam, India, Taiwan, Singapura, Bulgaria, Korea Selatan, Perancis dan US.
Salah satu daerah di Jatim yang memiliki potensi besar dalam komoditas porang adalah Kabupaten Madiun. Pengembangan kawasan porang Madiun dengan lahan porang pada tahun 2020 seluas 5.263 hektare. Pada tahun 2021 akan ditanam 752 hektare dan tahun 2022 akan ditanam 800 hektare.
Guna memberikan penguatan komoditas porang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy melakukan gerakan panen porang di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis 17 Juni 2021.
Khofifah menegaskan, untuk melindungi para petani porang, Pemprov Jatim sudah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jatim terkait larangan ekspor katak porang ke luar negeri. Larangan ekspor tersebut diberlakukan karena banyak bibit atau katak porang yang dijual ke luar negeri.
Sebagai informasi, harga katak porang senilai Rp200 ribu/kg, sedangkan umbi basah porang Rp7 ribu/kg, chip Rp50 ribu/kg, dan rendemen chip 15 persen dari porang basah.
