Pegasus Aplikasi Israel yang Tebukti Sudah Menyadap Data Pribadi Presiden dan Perdana Menteri di Eropa

- 25 Juli 2021, 15:41 WIB
Ilustrasi aplikasi WhatsApp.
Ilustrasi aplikasi WhatsApp. /Pixabay/antonbe

Bahkan, Emmanuel Macron mengadakan pertemuan darurat membahas keamanan siber dan kemungkinan langkah pemerintah selanjutnya. Emmanuel Macron menuntut "penguatan semua protokol keamanan" terkait dengan sarana komunikasi yang sensitif.

Berdasarkan laporan Amnesty Internasional, tidak hanya Emmanuel Macron, sejumlah presiden, perdana menteri, dan raja juga menjadi target dari malware buatan NSO, perusahaan teknologi Israel itu.

Hal itu menjadi perhatian Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) yang dipimpin Dr. Pratama Persadha.

Baca Juga: Cek Kondisi Ban Mobil Anda secara Berkala, Berikut Yang Harus Dilakukan

Lembaga riset itu mengungkap laporan dari Amnesty International dan Citizen Lab menyusul dugaan kebocoran data 50.000 target potensial alat mata-mata Pegasus NSO.

Target tersebut termasuk 10 perdana menteri, tiga presiden, dan seorang raja. Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa Jamal Kashogi, jurnalis Saudi, yang meninggal dunia juga menjadi target Pegasus.


Baca Juga: Mendagri Ancam Sidak Daerah yang Lambat Salurkan Bansos PPKM

Pegasus merupakan malware berbahaya yang bisa masuk ke gawai seseorang dan melakukan kegiatan surveillance atau mata-mata.

Pegasus sebenarnya merupakan malware trojan yang begitu masuk ke sistem target, dapat membuka "pintu" bagi penyerang untuk mengambil informasi dalam sistem target. Boleh dikatakan, Pegasus adalah spyware.

Malware seperti itu, menurut Pratama Persadha, banyak dijual bebas di pasaran, bahkan ada beberapa yang gratis.

Halaman:

Editor: Ridho Abdullah Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah