Pegasus Aplikasi Israel yang Tebukti Sudah Menyadap Data Pribadi Presiden dan Perdana Menteri di Eropa

- 25 Juli 2021, 15:41 WIB
Ilustrasi aplikasi WhatsApp.
Ilustrasi aplikasi WhatsApp. /Pixabay/antonbe

Baca Juga: Pemain Bulutangkis Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting Lumpuhkan Hungaria Pada Olimpiade Tokyo 2020

Hal yang membedakannya adalah teknik atau metode yang digunakan malware tersebut untuk menginfeksi korban, serta teknik menyembunyikan diri agar tidak dapat terdeteksi antivirus atau peralatan security dan teknik agar tidak dapat dilacak.

Saat ini sangat sulit menghindari kemungkinan serangan malware. Pegasus hanya membutuhkan nomor telepon target. Ponsel bisa jadi terhindar dari Pegasus jika nomor yang digunakan tak diketahui oleh orang lain.

Teknik yang digunakan Pegasus disebut dengan remote exploit dengan menggunakan zero day attack atau suatu metode serangan yang memanfaatkan lubang keamanan yang tidak diketahui, bahkan oleh pembuat sistemnya.

Serangan itu biasanya sangat sulit terdeteksi perangkat keamanan walau sudah melakukan pembaruan. Hal itu, menurut Pratama, yang membuat Pegasus sangat berbahaya.

Bila menilik malware Pegasus, cukup dengan panggilan WhatsApp, ponsel penerima sudah terinfeksi, bahkan tanpa harus menerima panggilannya. Dengan metode sama dan mengirimkan file via WhatsApp, juga bisa menyebabkan peretasan.

Tidak hanya aplikasi WhatsApp yang bisa dimonitor, tetapi semua aplikasi yang terinstal di dalam smartphone tersebut. Lebih jauh, Pegasus dapat mengumpulkan semua data ponsel. (Yusuf Wijanarko/PikiranRakyat.com) 

Halaman:

Editor: Ridho Abdullah Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah