Ustad Dr. Arifin Badri, Lc, MA Ajarkan Mengelola Emosi Saat Kesedihan Menghampiri

- 25 November 2021, 16:12 WIB
Ilustrasi orang yang sedih
Ilustrasi orang yang sedih /Pexels.com/Nathan Cowley

Sehingga kita harus tetap berada dalam kendali iman, karena Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam mengancam wanita-wanita yang lepas kendali ketika mendapatkan musibah, bahwa:

فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بَرِئَ مِنَ الصَّالِقَةِ وَالْحَالِقَةِ
[HR Muslim 149]

Bahwa aku berlepas diri dari wanita-wanita yang menggundul kepalanya ketika ditimpa musibah, atau الصَّالِقَةِ atau berteriak-teriak menjerit histeris.

Baca Juga: Jangan Lakukan ini Saat di Dalam Kamar Mandi, Membahayakan, Salah Satunya Membawa HP

Kenapa? karena itu tidak mencerminkan iman kepada Allāh 'Azza wa Jalla. Nabi mencontohkan ini kepada keluarganya, mencontohkannya kepada putrinya

Dalam lain kesempatan ketika putranya yaitu Ibrahim Alaihissalam, putra Nabi shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia. Putra beliau dari budak yang beliau miliki yaitu Mariah al-Qibthiyah, yang diberi nama Ibrahim meninggal dunia. Di saat sakaratul maut menjemput putranya, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam meneteskan air mata sebagai tanda beliau bersedih

Maka sebagian sahabat bertanya perihal tangisan Nabi tersebut, apalagi sebelumnya mereka telah mendengar bahwa Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam mencegah atau melarang mencela wanita-wanita wanita yang صالقة, wanita-wanita yang menggundul rambutnya atau حالقة, صالقة yang berteriak-teriak histeris.

Dalam riwayat lain nabi juga mencela wanita-wanita (naihah) yang meratapi kematian seseorang. Namun ketika putra beliau meninggal nabi menangis, kemudian beliau berkata,

ﻳَﺎ ﺇﺑﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻟَﻤَﺤﺰُﻭﻧُﻮﻥَ

Wahai Ibrahim, sungguh perpisahan kita ini sangatlah menyedihkan kita sangatlah bersedih, berduka ketika harus berpisah dengan dirimu.

Halaman:

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: WhatsApp


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah