Kita tidak bertutur kata kecuali yang diridhai Allāh Subhanahu wa ta'ala, yaitu mengatakan istirja’
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Demikianlah sikap seorang muslim. Dinamika rumah tangga yang ada kenikmatan, ada kemudahan, ada kelapangan, ada suka namun juga ada duka, disikapi dengan kendali iman, sehingga apapun yang terjadi rumah tangga akan tetap berada di bawah bimbingan dan naungan agama Allāh 'Azza wa Jalla.***