Hanya saja, kapan waktu yang tepat atau kepastian lailatul qadar tersebut masih misterius.
Ramadhan menjanjikan sejumlah anugerahkan. Mulai dari ampunan dosa, dilipatgandakan pahala, diturunkannya Al-Qur’an, dan masih banyak lagi.
Termasuk sederet keistimewaan itu adalah lailatul qadar.
Malam yang menurut Muhyiddin Ibnu Arabi dalam Ahkamul Qur’an-nya, sebagai kado istimewa bagi umat Nabi Muhammad yang nilainya tidak tertandingi oleh apapun (Lihat: Ahkamul Qur’an li Ibni ‘Arabi, juz 4, halaman: 428)
Dalam satu hadits terkait lailatul qadar, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلاَّ مَحْرُومٌ
Artinya: Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Padanya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi darinya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan).
Baca Juga: Awas Salah! Inilah 8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah pada Momen Idul Fitri
Dari hadits di atas, Syekh Mala Ali al-Qari (w. 1014 H) menjelaskan bahwa orang yang terhalangi untuk melakukan kebaikan pada lailatul qadar, tidak akan mampu melakukan ibadah dan kebaikan-kebaikan di dalamnya. (Lihat: Mirqatul Mafatih, juz 4, halaman: 369)
Ada banyak sekali hadits Nabi yang menjelaskan keagungan dan keutamaan lailatul qadar.