KlikBondowoso.com - Salah satu kendala saat berada di luar negeri yang penduduknya mayoritas bukan muslim adalah sulitnya mencari makanan halal. Hal ini juga terjadi pada kontingen Indonesia saat berada di Vietnam.
Selama mengikuti SEA Games 2021 (2022) di Vietnam, Offisial dari kontingen Indonesia mengaku kesulitan mendapatkan makanan halal.
Bahkan, Malaysia sempat protes atas makanan yang disediakan oleh panitia. Wakil Federasi Futsal Indonesia, Iin Nurindra, menceritakan bahwa panitia menggabungkan semua jenis makanan di satu meja sehingga sulit membedakan mana yang halal dan nonhalal.
Baca Juga: UPDATE Perolehan Medali SEA Games 2022, Jum'at 13 Mei, Indonesia Bertahan Diposisi Ketiga
"Malaysia protes, besoknya dipisah. Sehari masih ada meja terpisah walaupun menunya jadi minoritas misalnya cuma bakmi goreng, nasi sama ayam goreng," ujarnya.
Hal yang sama juga dialami oleh manajer tim kickboxing Indonesia, Neneng Nurosi Nurasjati. Menurutnya, makanan halal dan nonhalal di Vietnam sulit dibedakan.
“Baru dua hari lalu ada space untuk umat muslim, tapi itu pun hanya sedikit dan tidak bisa memilih,” ujar Rossi, dikutip KlikBondowoso.com dari Pikiran-Rakyat
Menurutnya, kesulitan mencari makanan halal tidak ditemukan ketika mengikuti SEA Games di Filipina pada tahun 2019.
Meski Filipina merupakan negara dengan penduduk mayoritas non-muslim, namun pihak penyelenggara sudah menyiapkan makanan halal untuk kontingen Indonesia.
Baca Juga: Yuk Tonton Indonesia vs Filipina SEA Games 2022 Vietnam, Berikut Link Live Streamingnya
“Ini saya sudah sampaikan kepada LO, dan LO sudah menyampaikan ke Organizing Committee. Organizing Committee juga sudah menyampaikan ke hotel, namun hotelnya yang belum buat perubahan,” tutur Nurosi.
Walhasil, Nurosi dan para atletnya yang muslim hanya mau mengonsumsi makanan yang sudah pasti halal misalnya salad, buah, dan telur rebus sebagai sumber protein.
Dia menghindari makanan yang digoreng karena khawatir ada bahan nonhalal dalam proses pembuatannya.
“Saya selektif karena (makanan yang digoreng) takut menggunakan minyak babi,” tutur Nurosi.
“Tapi kebetulan saya juga bawa makanan dari Indonesia, bawa abon. Itu saja,” ujarnya.
Meski begitu, kata Nurosi, soal makanan bukan masalah besar yang dihadapi timnya.
“Sama sekali tidak mengganggu, kebetulan yang nasrani juga banyak. Selain itu, kami juga tidak banyak makan karena kondisi tiap hari harus timbang berat badan,” ucapnya.***(Raider Satria Paulus/Pikiran Rakyat)