Network
KlikBondowoso- Topik tak berujung mengenai romansa cinta selalu menjadi bahan pembicaraan yang menyenangkan. Cinta mampu menghadirkan warna-warni baru dalam kehidupan setiap insan manusia, mulai dari detak jantung yang berdetak lebih kencang ketika hendak berjumpa, rasa bahagia ketika benih cinta mulai tumbuh, hingga duka yang menyebabkan luka saat harus menghadapi perpisahaan yang tak terduga.
Manis pahit rasa yang disuguhkan cinta, keindahan dan kompleksitasnya tidak pernah membuat seorang merasa jera atau enggan untuk kembali merasakan cinta. Jatuh cinta sering kali dianggap sebagai pengalaman yang penuh variasi dan penuh emosi. Namun, mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa cinta tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga dapat memberikan dampak positif pada kesehatan. Sejatinya, jatuh cinta bukan hanya sekadar perasaan yang indah, melainkan juga merupakan obat alami yang mampu meredakan stres, mengurangi tingkat kecemasan, memberikan ketenangan hingga perlindungan terhadap tantangan mental.
Ada beberapa manfaat untuk kesehatan yang akan diperoleh ketika seseorang jatuh cinta, yaitu:
1. Hormon Bahagia (Oksitosin dan Dopamin)
Ketika seseorang jatuh cinta, tubuh akan melepaskan hormon-hormon bahagia seperti oksitosin dan dopamin. Oksitosin atau kerap disebut dengan “hormon cinta”, dapat meningkatkan rasa percaya, rasa keterikatan hingga keintiman dalam sebuah hubungan. Selain itu, hormon dopamin berperan dalam mengatur suasana hati dan memberikan perasaan senang dan kegembiraan.
2. Mencegah Stres dan Kecemasan
Keberadaan cinta dan hubungan yang mendalam dapat memberikan perasaan dukungan emosional, mengurangi tingkat stres, dan memberikan rasa tenang dalam diri. Adanya dukungan emosional dari pasangan dapat membantu menurunkan kadar stres serta memberikan rasa tenang ketika harus menghadapi situasi sulit.
3. Bermanfaat bagi kesehatan Jantung
Siapa sangka bahwa ternyata jatuh cinta bermanfaat bagi kesehatan jantung. Cinta terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan jantung. Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology pada tahun 2011 mengenai “Hubungan antara Keberadaan Pasangan Hidup dan Mortalitas Akibat Penyakit Jantung Koroner” menunjukkan bahwa keberadaan pasangan hidup yang positif dan stabil berhubungan erat dengan penurunan risiko mortalitas akibat penyakit jantung koroner. Penelitian tersebut menggunakan data dari studi longitudinal yang melibatkan partisipan yang diobservasi selama beberapa tahun. Sehingga, hasil tersebut menggarisbawahi peran penting dukungan sosial dan keintiman dalam hubungan sebagai faktor perlindungan terhadap penyakit jantung.
