"Untuk pengendara kendaraan umum tingkat beralih ke KA sebesar 96,27 persen dan pengendara sepeda motor sebesar 97,74 persen," sebutnya dikonfirmasi via pesan singkat.
Ia mengatakan, reaktivasi jalur kereta api Kalisat-Panarukan ini merupakan project jangka panjang hingga tahun 2030 sesuai yang tertuang di Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS).
"Tapi karena jalur ini masuk dalam paket percepatan pembangunan di Perpres 80/2019 dan jadi prioritas, maka kita berpacu dengan waktu. Idealnya, tahun 2024 DED sudah harus terbit sehingga bisa dilakukan konstruksi," paparnya.
Baca Juga: Siapa Berani? Adu Kekuatan Betis dalam 'Mallanca', Tradisi Unik Syukuri Hasil Panen di Bone
Namun, dana yang reaktivasi jalur kereta api tersebut dipastikan akan menelan banyak anggaran.
"Investasi untuk pembangunan ulang dalam studi kami lebih banyak ke prasarana rel. Taksiran harga 1 KM sekitar Rp 2,5 miliar sampai Rp 3 miliar," bebernya.
Tujuan dari reaktivasi jalur kereta api ini sebagai implementasi program intermoda Presiden Jokowi.
"Jalur ini dapat menjadi intermoda dengan terhubung ke Pelabuhan Panarukan," tegasnya.
Jalur kereta api Kalisat-Panarukan nonaktif sejak 18 tahun silam.