Gwenchana, gwenchanayo. Ini Dia Lima Dampak Buruk dari Keseringan Ngomong Gwenchana!

6 Desember 2023, 19:20 WIB
Ilustrasi bicara, ilustrasi satu orang, ilustrasi berisik /Pixabay/fietzfotos/

KlikBondowoso- Tren gwenchana dan gwenchanayo sering berseliweran di tik-tok. Bahkan, mungkin sudah pernah mampir di beranda tik-tok pembaca sekalian. Apa itu gwenchana atau gwenchanayo? Gwenchana adalah kata dari bahasa korea yang berarti "tidak apa-apa" atau bisa pula berarti sedang menanyakan kabar serupa "apa kamu baik-baik saja?".

Lantas apa perbedaan dari gwenchana dan gwenchanayo? Gwenchana jika ditulis dalam huruf koreanya (hangeul) adalah 괜찮아 yang diucapkan saat situasi santai/informal, hanya kepada kerabat dekat saja. Sementara gwenchanayo lebih bersifat formal.

Nah, lalu apa, sih, dampak dari keseringan ngomong "gwenchana" di hidup kita?

1. Gampang Dimanfaatin
Kalo kita keseringan bilang "engga apa-apa" di situasi apa-pun, bahkan saat diri kita sendiri keberatan untuk melakukan hal tersebut, membuat kita di mata orang lain terkesan akan diremehkan. Hal ini akan berakibat sering dimanfaatkan, lantaran orang lain berpikir bahwa kita tidak apa-apa, tidak masalah, tidak keberatan akan hal tersebut.

Baca Juga: Eiger Brand Asal Indonesia, Kini Mulai Memasuki Pangsa Pasar Dunia

Momentum dimanfaatkan ini seakan-akan lebih besar saat kita ngomong "engga apa-apa" melulu. Orang-orang yang memang pada dasarnya tidak tahu diri atau toxic akan memanfaatkan hal ini untuk menguntungkan diri mereka sendiri.

2. Meledak-ledak
Akibat dari keseringan menahan kekesalan, kemarahan, ketersinggungan karena rasa enggak enakan untuk menolak, membuat kita memendam seluruh perasaan negatif itu sendirian. Sehingga, pada suatu waktu akan penuh dan akan meledak pada momentum tertentu. Bisa jadi kita bakalan ngamuk-ngamuk, ngebantingim barang-barang atau bahkan melampiaskan kepada orang lain yang tidak bermasalah. Hal ini jelas dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Plin-plan
Saat kita selalu menerima permintaan orang lain, tidak bisa berkata tidak pada suatu hal yang sebenarnya kita keberatan untuk hal tersebut, bahkan saat kita selalu berusaha memenuhi permintaan dan ekspektasi tiap orang membuat diri kita sendiri krisis identitas. Kita bakalan jadi orang yang plin-plan dan enggak punya pendirian. Akibatnya, kita pun jadi bingung apa yang diri sendiri ini mau. Dampak negatif lainnya, kita pun jadi sering berubah-ubah dalam mengambil keputusan dan cenderung tidak konsisten dan labil, menjadikan diri kita orang yang tidak punya tujuan hidup yang jelas.

4. Mati Rasa
Wah, ini, nih, yang paling parah. Keseringan bilang "enggak apa-apa" membuat perasaan kita sendiri mati rasa. Kita jadi enggak tahu hal apa yang membuat kita sedih, senang, bahagia, kecewa. Rasanya hidup akan lebih monoton dan berjalan datar-datar saja. Akibatnya, kita akan menjalani hidup ini dengan sedikit gairah dan tidak bersemangat sehingga susah untuk mencapai kata bahagia.

Baca Juga: Berikut Tips Berkendara Bagi Pemula Dari Instruktur Safety Riding Honda Jawa Timur

5. Lelah Secara Emosional
Terakhir, gwenchana yang sering kita ucapkan akan membuat diri sendiri berkecil hati. Sehingga pada satu waktu tertentu akan membuat batin kita lelah dan capek karena terus-terusan menuruti kemauan orang lain. Kita pun jadi lebih sering menangis tanpa sebab, gelisah, kecewa, takut dan overthinking akibat perkara tidak jelas.

Lalu bagaimana cara kita mengatasinya?

1. Tolaklah secara halus saat kita benar-benar merasa keberatan.
2. Berani berkata tidak terhadap hal yang tidak ingin kita lakukan.
3. Tegas dan berani memgungkapkan isi hati yang sesungguhnya.
4. Tidak perlu memikirkan reaksi orang lain, sebab itu bukan bagian dari tanggung jawab kita.
[14.11, 6/12/2023] Rofidatul Ulum: Inilah Ketakutan Terbesar Tiap Manusia! Nomor 3 Banyak Orang yang Mengalaminya!

Dalam hidup ini apa ketakutan terbesar Anda? Apakah Anda takut kehilangan duit lima milyar yang baru saja Anda dapatkan dengan bersusah payah? Atau takut kehilangan ponsel Anda yang menyimpan banyak sekali momen-momen penting? Atau Anda takut kehilangan kucing kesayangan Anda yang penurut? Atau Anda lebih takut mati saat ini tanpa pernah bisa menggapai mimpi? Saya rasa, tiap orang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi dengan jawaban yang berbeda-beda. Sesuai dengan pengalaman hidup masing-masing. Namun, bagaimana jika ternyata semua manusia di muka bumi ini juga memiliki kesamaan, punya ketakutan terbesar yang sama sejak dilahirkan? Inilah ketakutan-ketakutan terbesar yang hampir ditakuti oleh setiap orang.

1. Fear of Getting Hurt
Takut memulai hubungan baru, takut dikecewakan lagi, takut dikhianati. Biasanya hal ini terjadi pada orang yang pernah mengalami kejadian buruk saat menjalin hubungan dengan orang lain. Misal diputusin pacar karena dia berselingkuh. Membuat diri Anda jadi enggan kembali untuk membuka hati. Hati terkecil Anda terlalu takut untuk dikcewakan kedua kalinya. Anda pun mulai berpikiran bahwa hubungan itu akan berakhir sama dan mengecewakan Anda untuk kedua kali.

2. Fear of Failure
Kegagalan hampir pernah singgah di kehidupan semua orang. Rasanya tak ada orang yang berjalan di atas muka bumi ini tanpa pernah menemui kegagalan. Gagal dalam hubungan percintaan, meraih mimpi, diterima di universitas ternama, bahkan hal yang kecil. Gagal dalam memenangkan lotre bernilai jutaan rupiah misalnya. Dampaknya diri Anda pun mulai merasa takut jika harus lagi-lagi menjumpai kegagalan. Anda terlalu takut jika hal yang Anda lakukan tidak sesuai dengan hasil yang Anda harapkan. Diri Anda terlalu takut bila ternyata wanita incaran Anda menolak pernyataan cinta Anda dan tidak sesuai ekspektasi Anda.

3. Fear of Loss
Kehilangan adalah hal yang lumrah. Kehilangan sesuatu, rumah, keluarga adalah hal yang sering terjadi karena Anda punya trauma masa lalu. Anda pernah mengalami kejadian buruk dengan kata kehilangan. Sehingga saat Anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, Anda pun mulai merasakan perasaan tidak mau kehilangan ini. Anda enggan untuk menjumpai kesakitan karena kehilangan lagi. Namun, kehilangan adalah hal yang kerap kali terjadi dalam diri tiap manusia. Contohnya teman SD Anda yang dulu sangat akrab, kini perlahan mulai asing. Bahkan saat bertemu tidak saling bertegur sapa. Dia sudah sibuk mengurus suaminya dan kesebelas anaknya. Tak peduli lagi dengan urusan hidup Anda.

4. Fear of The Unknown
Ketidakjelasan, ketidakpastian membuat Anda sering kali merasa takut. Ah, sial, mana ada orang di dunia ini yang menyukai hal itu? Anggap saja orang itu tidak waras karena menyukai hal-hal yang tidak jelas dan tidak pasti. Takut sama masa depan, takut tidak mendapat kerja merupakan hal lumrah. Contoh kasus saat Anda dengan tangan gemetar menunggu nama Anda disebut saat pembagian rapot. Pikiran negatif Anda pun mulai berbisik,

"Takut nilainya jelek."

"Takut mendapat nilai D."

"Takut dimarahi ayah dan ibu."


5. Fear of The Judgement
Anda hidup di dunia ini, tak terlepas dari penilaian manusia. Mereka bebas berasumsi, memberi nilai, memandang anda dengan asumsi subjektif mereka masing-masing. Namun, saat hal itu terjadi pikiran Anda pun mulai berpikiran bahwa semua mata-mata itu memandang Anda dengan sinis. Mereka seperti wayang yang beperan sebagai antagonis di hidup Anda. Anda pun mulai takut akan komentar-komentar negatif mereka terhadap kepribadian Anda.

Kelima hal tadi adalah hal yang hampir tiap orang pernah merasakan ketakutan itu. Namun, perlu dicatat bahwa ketakutan-ketakutan itu adalah hal yang lumrah, wajar dan biasa. Kenapa? Karena Anda adalah manusia. Anda punya perasaan, pikiran yang seringkali kontradiktif. Pengalamanlah yang akan menentukan pilihan hidup Anda ke depannya. Hal yang wajar pula jika dalam mengarungi samudera kehidupan ini dipenuhi suka, duka, tawa, luka, kecewa, bahagia dan serentetan emosi-emosi lainnya. It's okay to not be okay. Dunia tidak akan membiarkan Anda hidup dengan kondisi yang baik-baik saja, ada masanya Anda dipaksa untuk dewasa oleh keadaan sebab dunia tak akan pernah membiarkan Anda menjadi anak kecil terus-menerus.

Editor: Muhammad Irwanzah

Tags

Terkini

Terpopuler