KlikBondowoso.Com - Syekh Siti Jenar adalah salah satu dari Wali di Tanah Jawa yang turut serta menyebarkan Islam.
Syekh Siti Jenar dikenal karena ajaran Manunggaling Kawula Gusti (penjawaan dari wahdatul wujud).
Ajaran tersebut membuat dirinya dianggap sesat oleh sebagian umat Islam, sementara yang lain menganggap sebagai seorang intelek yang telah memperoleh esensi Islam.
Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya sendiri yang disebut Pupuh, berisi tentang budi pekerti.
Dalam salah satu ceramah yang dibawakan Gus Baha, membahas tentang Wahdatul Wujud Syekh Siti Jenar atau Manunggaling Kawulo Gusti.
Seperti dilansir KlikBondowoso.Com dari kanal YouTube Sekolah Akhirat, dengan Judul - Wahdatul Wujud Syekh Siti Jenar.
Gus Baha bercerita tentang kisah Perdebatan Syekh Siti Jenar dengan Sunan Kali Jaga Tentang Wahdatul Wujud.
"Diskusi perdebatan Kalijaga dengan Siti Jenar saat itu ada Sunan Bonang juga," terangnya.
"Kami Sujud Pakai Apa Kalijaga?"
Jawab : "Ya Pakai Jasad".
"Kata Siti Jenar 'Daging kamu itu hanya onggokan daging, nanti jadi bangkai dan setelah jadi bangkai itu habis. Nanti kamu ditulis Tuhan tidak termasuk yang sujud. Dahi yang kamu pakai sujud nanti habis."
"Mikir Kali Jaga".
Syekh Siti Jenar melanjutkan "Rugi kamu sujud dengan dahi dengan tangan, jasadmu nanti itu habis, tidak ada yang cerita (jika) kamu sujud, karena jasad nanti jadi bangkai."
Masih Syekh Siti Jenar "Kalau begitu sujud yang hakikat tidak perlu dahi, tidak perlu tangan, tidak perlu kaki, ya ruh kamu itu loh sujud dengan Tuhan, kalau sujud dengan fisik itu rugi. Fisik nanti habis."
"Mikir kalijaga".
"Sunan Kali Jaga itu mantan waliu preman, kalau diajak debat pusing".
"Siti Jenar pernah belajar tasawuf di Iraq, akhirnya terjadi perdebatan."
"Keyakikannya seperti Syekh Siti Jenar Lailahaillallah ya wahdatil wujud itu"
Gus Baha menjelaskan, selama ini kalau orang syariat : misalnya orang syariat kalau ada orang mati, misalnya rukhin mati, kan saya bilang innaillahi wa inna ilaihi rojiun.
Baca Juga: Weton yang Berpotensi Dijaga Khodam Sunan Kalijaga Menurut Primbon Jawa
"Itu kalau orang hakikat kan salah besar. Orang mati itu tidak ad, menurut Ilmu hakikat."
"Ruh ini tersiksa di alam fisik. Jadi ruhnya rukhin itu tersiksa di alam fisik. Karena ketemu di jasadnya rukhin.
"Misalnya mau makan saja harus bekerja, ambil piring."
"Ruh itu tidak butuh makan tidak butuh minum."
Akhirnya Sunan Kali Jaga memilih membunuh Syekh Siti Jenar. Diibaratkan seperti Sahabat Nabi Muhammad Umar Bin Khattab.
"Umar itu sahabat top, diajak debat mending pilih saya bunuh. Tidak bisa dia diajak ilmiah. Mantan preman pasar Ukat lalu jadi sahabat top, debat milih membunuh," terang Gus Baha.
Ada cerita, orang Yahudi meminta keputusan Nabi Muhammad SAW. Setelah diputuskan, masih ragu. Apa benar keputusannya begitu dalam sengketa.
Berikutnya pergi ke Sahabat Ali bin Abi Thallib. Dan diberi keputusan sama seperti dengan Nabi Muhamamd SAW.
Dan ternyata Yahudi itu masih ragu. Lantas tanya ke Umar. Umar masuk ke dan ambil pedang, lantas dibacok mati.
"Karena Umar mantan preman".***