Memahami Mekanisme Fisiologis Ketika Mabuk Perjalanan

- 5 April 2024, 18:34 WIB
Ilustrasi mabuk perjalanan ketika mudik
Ilustrasi mabuk perjalanan ketika mudik /Ist/

KlikBondowoso- Mabuk perjalanan, juga dikenal sebagai motion sickness atau kinetosis, adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang merasa tidak nyaman atau mual selama perjalanan. Mabuk perjalanan kerap menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan yang sering kali dialami oleh banyak orang saat melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan seperti mobil, kapal, pesawat terbang, atau kereta api.

Mabuk perjalanan terjadi karena adanya ketidakcocokan antara sinyal sensorik yang diterima oleh otak, khususnya yang terkait dengan keseimbangan dan orientasi, dengan gerakan yang dirasakan tubuh. Ketika seseorang berada dalam kendaraan bergerak, seperti mobil yang berbelok atau kapal yang berayun, informasi sensorik yang diterima oleh mata, telinga dalam (koklea) dan otot-otot tubuh mungkin tidak sejalan. Misalnya, mata mungkin melihat gerakan yang tidak sejalan dengan perasaan tubuh yang diam, maupun sebaliknya. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakcocokan sensorik yang menghasilkan gejala mabuk perjalanan, seperti mual, muntah, pusing, keringat dingin ataupun perasaan tidak enak lainnya.

Untuk lebih memahami fenomena mabuk perjalanan ini, berikut mekanisme fisiologis di balik mabuk perjalanan.

1. Ketidakcocokan Sensorik

Mabuk perjalanan disebabkan oleh ketidakcocokan antara informasi sensorik yang diterima oleh otak dari berbagai sumber. Biasanya, otak menerima informasi dari tiga sumber utama: mata, telinga dalam (koklea), dan sistem proprioceptive (otot dan persendian).

2. Peran Mata

Mata memberikan informasi visual tentang posisi tubuh dan gerakan lingkungan sekitar. Ketika seseorang berada dalam kendaraan yang bergerak, mata mungkin melihat gerakan yang berbeda dari yang dirasakan oleh tubuh, seperti melihat lingkungan yang bergerak melalui jendela mobil, sementara tubuh merasa diam. Ketidakcocokan antara informasi visual dan gerakan tubuh menyebabkan konflik sensorik.

3. Peran Telinga Dalam

Telinga dalam berfungsi sebagai organ keseimbangan dan gerak. Ini mengirimkan informasi tentang pergerakan dan perubahan posisi tubuh kepada otak. Ketika seseorang berada dalam kendaraan yang bergerak, telinga dalam mungkin mendeteksi gerakan yang sejalan dengan perjalanan, seperti percepatan atau berbelok. Konflik timbul ketika informasi dari telinga dalam tidak cocok dengan informasi visual yang diterima oleh mata.

Halaman:

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x