Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW

- 14 Oktober 2021, 18:02 WIB
Ilustrasi khutbah. Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW.
Ilustrasi khutbah. Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW. /Pexels.com/Manprit Kalsi

Contoh lain ialah berdakwah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

Ingkang artosipun: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)

Ayat di atas menunjukkan perintah berdakwah—ajak ajak ke jalan Allah SWT. Adapun teknis lan caranipun dikembalikan sesuai situasi-kondisi lan kemampuan masing-masing. Wonten ingkang berbentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, pengajian di TV, menulis di media sosial, koran, majalah dan lain sebagainya. Sedoyo coro meniko diperbolehkan—meskipun mboten wonten contoh langsung saking Baginda Rasulullah saw.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Peringatan Maulid Nabi ingkang diisi kaleyan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti sosial, khitanan massal dan lain-lain meniko merupakan ibadah mutlaqah ghairu muqayadah. Utawi ibadah mutlaq ingkang mboten terikat tata caranya lan teknis pelaksanaannya.

Keranten meniko, saget dipun simpulkan bahwa mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw ingkang diisi dengan pembacaan shlawat, pengajian umum lan kegiatan-kegiatan ingkang sae, mboten termasuk bid’ah dlalalah. Justru saget dikategorikan sebagai amrum muhtasan, inggih meniko: “sesuatu yang dianggap baik”. Peringatan maulid Nabi, jika dilampahi kaleyan manah ingkang ikhlas karena Allah maka akan mendapatka pahala dari Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Peringatan Maulid Nabi saw pertama kali digelar oleh Raja Al-Mudhafar. Beliau menyumbang 100 ekor unta dan sekian ton gandum kangge menjamu sedoyo jamaah wonten ing peringatan tersebut.

Beliau ugi mengundang setiap daerah supados mengutus para penyair kngge menulis syair pujian lan shalawat kangge Baginda Nabi muhammad saw. Di antara kitab ingkang ditulis zaman itu ialah: ingkang kitho kenal zaman sak meniko dengan nama kitab Maulid al-Barzanji lan Kitab Maulid Ad-Diba’i.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x