Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW

- 14 Oktober 2021, 18:02 WIB
Ilustrasi khutbah. Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW.
Ilustrasi khutbah. Khutbah Jumat Maulid Nabi Bahasa Jawa, Tema Sejarah Awal Peringatan Maulid Nabi SAW. /Pexels.com/Manprit Kalsi

Ananging, sejarah memang mboten pernah mencatat bahwa Rasulullah saw merayakan maulid lewat cara mengundang orang lain membaca shalawat, membaca barzanji, dibaan utawi pengajian umum.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Wonten ing sebuah kitab ingkang ditulis Imam Jalaluddin as-Suyuthi, yang berjudul Husnul Maqasid fil Amal al-Mawalid. Imam as-Suyuthi menjelaskan beleh wonteng ing zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum pernah diadakan peringatan kelahiran Nabi saw dalam bentuk upacara, shalawatan utawi pengajian tentang maulid Nabi.

Sehingga, wonten sebagian kaum muslimin ingkang menolak memperingati kelahiran beliau dengan bentuk upacara seperti itu. Bahkan, menganggap amalan meniko sebagai bidah yang menjadikan pelakunya masuk neraka.

Sejarah mencatat; bahwa sejak Umat Islam berjaya dengan menaklukan Romawi, Persia bahkan sebagian Eropa, banyak tiyang non muslim ingkang masuk Islam.

Termasuk tentara salib saking Eropa. Wonten ingkang masuk Islam secara sukarela, banyak pula ingkang karena terpaksa. Hal meniko dadosaken dendam kesumat saking kaum Nasrani. Sehingga, mereka membalas dendam dengan cara menjajah Timur Tengah.

Terjadilah perang besar ingkang disebutperang salib. Kaum kafir membunuh orang-orang Islam, merampas kekayaan, dijauhkan dari ajaran Islam, dijauhkan saking Nabi Muhammad saw. Hal meniko ndadosaken menurunnya kualitas iman lan Islam generasi Islam. Geerasi muda Islam tergerus moral lan akhlak ipun. Bahkan jauh saking nilai-nilai keteladanan ingkang dicntohkan Baginda Nabi saw,

Melihat kondisi umat ingkang terpuruk lan semakin menurun semangat perjuangan agamanya, para ulama’ lan tokoh Islam berusaha mencari solusi. Bagaimana cara membangkitkan ghirah keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri saking cengkraman tentara salib.

Di antara tokoh pemimpin ingkang nggadahi semangat besar meniko ialah seorang raja yang bernama; Al-Malik Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah). Beliau mengundang poro ulama’ lan masayikh ke istana kangge bermusyawarah. Kangge mencari solusi bagaimana caranya bangkitkan kembali semangat umat Islam untuk membebaskan diri saking penjajah Eropa.

Saking musyawarah ulama meniko, disepakati supados diadakan peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam. Salah satunya ialah lewat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid meniko dikampanyekan secara besar-besaran. Raja Mudzaffar mengundang poro penyair kangge menulis syair pujian kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Para ulama lan mubaligh ugi mboten ketinggalan. Mereka berlomba menceritakan kisah-kisah lan sejarah perjuangan Baginda Rasulullah saw.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x