BMKG minta Semua Pihak Siap-Siap, Melihat Fenomena Alam di Selat Sunda

24 Januari 2022, 12:57 WIB
ILUSTRASI - BMKG minta semua pihak bersiap-siap terkait fenomena di Selat Sunda /Pixabay/Wiki1Images

KlikBondowoso.com - kita harus siap dengan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. melihat fenomena alam yang terjadi di Selat Sunda, BMKG memprediksi akan berpotensi bencana.

Peneliti Ahli Madya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mohammad Ramdhan menyikapi soal fenomena alam yang terjadi di Selat Sunda, Banten.

Menurut Ramadhan, fenomena alam seperti gempa, tsunami, dan erupsi di Selat Sunda, Banten bisa berpotensi menjadi bencana apabila masyarakat tidak mampu beradaptasi.

Menurutnya adaptasi masyarakat sangat penting karena kawasan Selat Sunda memiliki potensi gempa besar. BMKG memprediksi bisa terjadi gempa dengan kekuatan maksimal hingga magnitudo 8,7 SR.

Baca Juga: Pesan Dorce Gamalama Jika Meninggal, Mandikan Saya Dengan Cara Begini

Dengan gempa yang berkekuatan besar tersebut, berpotensi menimbulkan tsunami yang tingginya bisa mencapai 20 meter.

Jika fenomena tersebut benar-benar terjadi, Ramadhan mengatakan seluruh pihak harus siap dan memikirkan cara beradaptasinya.

"Seandainya terjadi kita harus siap, gempa bumi, tsunami, dan erupsi untuk memikirkan bagaimana beradaptasi," kata Ramadhan.

Menyinggung soal bencana yang terjadi di Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu, Ramadhan menilai bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,6 itu merupakan 'foreschock' atau energi yang dirilis sedikit-sedikit sebelum energi maksimal gempa (main shock) terjadi.

Baca Juga: Liga 1: Profil Beckham Putra Sang Gelandang Muda Persib Bandung

Berdasarkan kajian dari BMKG, dari Pulau Sumatra hingga Jawa bagian barat pergeseran lempeng terdapat banyak sumber gempa.

Sumber-sumber itu bisa menjadi ancaman karena selain dari zona subduksi, sesar Sumatra dan sesar yang ada di Jawa.

Kemudian, pada tahun 2018 longsoran Gunung Krakatau telah mengakibatkan terjadinya tsunami.

Tak hanya itu, erupsi 1883 menyebabkan tsunami paling fenomenal dengan ketinggiannya mencapai 30 meter.

"Jawa bagian barat ada ibu kota, penduduk tinggi, daerah wisata. Tugas kita semua meningkatkan kesiapsiagaan kita meningkatkan adaptasi dengan fenomena alam," katanya.

Karakter gempa banten yang terjadi pada 14 Januari 2022 itu terbilang merusak apabila dibandingkan dengan gempa di Malang dengan magnitudo 6,0.

Baca Juga: Lirik Lagu Ayolah Persib Bandungku, Chant Bobotoh untuk Teror Pemain Lawan

Gempa yang dikabarkan terjadi selama lebih dari 12 detik itu menyebabkan lebih dari 3.000 rumah mengalami kerusakan.

Kendati demikian, gempa Banten tersebut tidak menghasilkan bencana tsunami karena dinilai tidak cukup kuat untuk deformasi signifikan di permukaan bawah laut.

"Gempa selatan Banten, menurut BMKG, terjadi di zona subduksi masih kita diskusikan lagi di zona interplane atau transisi karena selain kedalamannya menengah, karakternya antara keduanya," ujarnya seperi dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 22 Januari 2022.***(Yunita Amelia Rahma/Pikiran rakyat.com)

 

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler