Yang dimaksud dengan istiqamah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir: (1) istiqamah di atas tauhid, (2) istiqamah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, (3) istiqamah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput. Lihat Zaad Al-Masiir karya Imam Ibnul Jauziy, 5:304, Mawqi’ At-Tafasir.
Orang yang istiqamah ini mendapatkan keutamaan:
Malaikat menghampirinya ketika menghadapi kematian.
Malaikat berkata: jangan khawatir dengan perkara akhirat.
Malaikat berkata: jangan bersedih dengan perkara dunia yang ditinggalkan, yaitu anak, keluarga, dan harta, serta utang, Allah akan menggantinya.
Malaikat mengabarkan: ia akan mendapatkan kebaikan, yaitu surga.
Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:526.
Ingatlah, istiqamah itu dituntut sampai mati. Mengenai firman Allah:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka terus istiqamah.” (QS. Fushshilat: 30), kata Mujahid,