Kultum Ramadan tentang Kehidupan Singkat di Dunia Ibarat Pagi Menuju Duha

- 25 Maret 2023, 07:10 WIB
Ilustrasi masjid yang digunakan sebagai tempat untuk sholat Jumat dan menyampaikan khutbah Jumat.
Ilustrasi masjid yang digunakan sebagai tempat untuk sholat Jumat dan menyampaikan khutbah Jumat. /Pexels / Mariakray.

Ibarat lain, celupan tangan kita, dunia hanyalah tetesan air darinya, sedikit dan cepat menetes, tapi menentukan nasib kita di akhirat.

Ketiga, ad-dunyā berasal dari akar kata (د ن ي) yang salah satu bentuknya adalah دناءة, yang berarti kehinaan.

Dunia diibaratkan seperti tong sampah bau busuk, tapi manusia malah berlomba-lomba meraihnya. Jika pun ada nikmatnya, ia sejatinya hanya seperti ujung sayap nyamuk, sangat kecil.

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa suatu hari Umar bin Khattab sedang berjalan bersama para sahabat, lalu mereka melewati sebuah tempat sampah dan para sahabat menutupi hidung mereka. Umar bin Khattab lalu menjelaskan bahwa seperti itulah dunia.

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

Kesimpulan

Maka secara sederhana bisa kita gambarkan bahwa dunia itu rendah secara geografis, singkat secara waktu, dan hina secara hakikat. Dengan memahami hal ini, sikap kita yang benar adalah tidak lalai terhadapnya, tidak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia.

Jangan sampai kita menjadi apa yang disebut dalam ayat “Bal tu’tsirūna al-hayāh ad-dunyā wal ākhiratu khayrun wa abqā”.

Halaman:

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: UNIDA Gontor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x