Dalam bergaul di masyarakat, kita memerlukan akhlaq, dengan berdzikir kita bisa bisa melemaskan watak sehingga terbentuklah baiknya akhlak.
Dalam mengerjakan sesuatu terkadang pikiran kita runyam, dengan berdzikir hati kita bisa tentram.
إِنَّ لِكُلِّ شَيءٍ صَقَالَةٌ, وَإِنَّ صَقَالَةَ القُلُوبِ ذِكرُ اللهِ, وَمَا مِن شَيءٍ أَنجَى مِن عَذَابِ اللهِ مِن ذِكرِ الله (الحديث)
“Sesungguhnya bagi segala sesuatu itu ada pencucinya, dan sesungguhnya pencuci hati itu adalah dzikir kepada Allah, dan tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan dari adzab Allah dari pada Dzikrullah.”
Orang yang selalu berdzikir hatinya bersih, bersinar dan mudah menerima kebenaran.
Baca Juga: Wow Spektakuler! SMKN 1 Klabang Luncurkan Inovasi Arjuna Karya Gurunya
Sebaliknya, orang yang lalai kepada Allah, hatinya rusak, gelap dan sulit untuk menerima kebenaran.
Diriwayatkan dari Abi Musa Ra. beliau berkata bahwa Nabi SAW bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذكُرُ رَبَّهُ وَالذِي لَا يَذكُرُ رَبَّهُ, مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ.
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir itu seperti orang yang hidup dan orang yang mati”.
Jamaah Jumat rahimakumullah