Inilah Ciri-ciri Hati Telah Mati Menurut Buya Yahya, Waspadalah!

- 16 Januari 2024, 17:40 WIB
Buya Yahya tentang timses caleg bagi-bagi uang: Hati kita cenderung kepada dunia.
Buya Yahya tentang timses caleg bagi-bagi uang: Hati kita cenderung kepada dunia. /Tangkapan Layar Kanal YouTube Al Bahjah TV/

KlikBondowoso - Bagaimanakah ciri-ciri bahwa hati seseorang telah mati?

Pertanyaan ini dijelaskan oleh Buya Yahya dalam sebuah sesi tanya jawab berjudul 'Ciri Hati yang Mati' yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV.

Dalam sesi tersebut, Buya Yahya mengatakan bahwa hati yang mati dapat pula dikatakan sebagai hati yang keras.

"Bagaimana cirinya hati yang mati itu? Hati yang mati itu nggak bisa dibaiki dan nggak bisa memperbaiki," tutur pengasuh LPD Al-Bahjah itu. Kalau hati seseorang sudah mati, maka orang tersebut tidak akan mempan jika diingatkan untuk kebaikan.

Saat diingatkan akan muncul rasa sombong pada diri orang tersebut karena begitu kerasnya hatinya.

"Jadi, hati mati itu nggak bisa diperbaiki. Orangnya susah dibenahi, diingatkan saja langsung marah, emosi," tambah Buya.

Karena hatinya begitu keras, orang seperti itu jika dinasihati tidak akan masuk ke hatinya.

Ciri hati yang mati selanjutnya yaitu tidak rindu untuk memperbaiki. "Melihat orang lain maksiat itu cuek saja, nggak pernah trenyuh," ujar sang Buya.

Pendakwah alumnus Universitas al-Ahgaff itu mencontohkan seseorang yang melihat tetangganya bermaksiat seperti zina atau mabuk namun tetap cuek.

Orang dengan hati yang mati menurut Buya Yahya tidak memiliki kiat untuk berkiprah dalam berdakwah maupun berjuang membangun orang lain. "Ya itu saja hidupnya. Jadi benalu dia, mengganggu orang lain. Dibenahi nggak bisa, susah," imbuhnya.

Buya Yahya menuturkan pula bahwa orang yang hatinya semakin keras, dia akan semakin banyak berbuat kerusakan di muka bumi.

Buya Yahya Ungkap Hukum Sedekah Tapi Masih Punya Hutang "Kuncinya di dalam hati. Hati yang harus kita benahi setiap saat," kata sang Buya.

Pendakwah kelahiran Blitar itu juga menambahkan bahwa Rasulullah berkata jikalau fitnah yang menjadikan keras hati itu akan menempel di hati layaknya tikar yang dipintal helai demi helai.

"Artinya, hati kecil kita itu selalu rindu kebaikan dan kemuliaan. Cuma, ada fitnah yang masuk ke dalam hati yaitu kemaksiatan-kemaksiatan," tutur Buya.

Fitnah berupa kemaksiatan-kemaksiatan inilah yang menempel di hati satu per satu layaknya helaian yang dipintal menjadi tikar.

Semakin banyak seseorang berbuat maksiat, maka semakin gelaplah hatinya. Maka, kata Buya Yahya, yang menjadikan keras hati adalah kebiasaan dengan kemaksiatan atau kecuekan terhadap kemaksiatan. "Ndak pernah air matanya itu membersihkan hatinya. (Padahal) air mata itu membersihkan hati, taubat," tambah sang Buya.

Sang Buya mengimbuhkan bahwa Nabi SAW menyebutkan kesombongan di dalam hati membuat seseorang jika diingatkan tidak akan menerima.

"Makanya, ada sebagian orang yang kalau menasihatinya harus oleh orang yang lebih gede dari dia, orang hebat. Nah orang seperti ini sombong," kata Buya Yahya memberi contoh.

Agar hati tidak menjadi keras, Buya Yahya mengimbau untuk membiasakan agar hati selalu hidup di saat melihat orang lain dalam kemaksiatan.

"Mungkin kita harus menitikkan air mata di tengah malam karena melihat tetangga kita berjudi atau minum minuman keras," tutur sang Buya.

Menurut Buya, jika hati cuek bebek tidak pernah peduli, hati tersebut telah mati karena tidak bisa merasakan musibah yang menimpa orang lain.

"Cuek saja lihat tetangganya nggak sholat Jumat, tidak puasa. Bahkan, karena cueknya nggak sadar pembantu di rumahnya pun juga nggak puasa nggak sholat. Cuek karena hatinya mati," tambahnya. Orang yang hatinya mati tidak memiliki kerinduan untuk selamat maupun menyelamatkan.

Mereka pun susah menerima nasihat. Kalaupun dinasihati ataupun menasihati, mereka akan memilih-milih yang menguntungkan diri mereka sendiri dalam urusan duniawi.

Oleh karena itu, Buya Yahya menuturkan bahwa bergaul dengan orang yang hatinya mati itu rugi karena orang seperti itu tidak pernah rindu untuk membenahi kita.

"Maka, hidupkan hatimu! Di saat melihat orang lain tertimpa musibah lahir maupun batin, khususnya musibah batin, melakukan dosa-dosa, hendaknya hati kita hidup, terasah, trenyuh

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x