Saleh, Owner Tsarima yang Awalnya Ragu dengan Pendampingan Unej

- 3 September 2021, 15:53 WIB
Saleh, petani Kopi dari Sumbe Wringin, Bondowoso.
Saleh, petani Kopi dari Sumbe Wringin, Bondowoso. /Tangkapan Layar

KlikBondowoso.Com – Salah satu hasil panen yang dibawa ke Belanda adalah kopi milik Saleh.Nama produknya Tsarima. Rumahnya di Desa Rejo Agung, Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso, Jawa Timur.

Kopi milik Saleh diikutsertakan dalam kegiatan coffee cupping di Hotel Marriot Den Haag, Kamis 2 September 2021.

Kegiatan itu digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Belanda bersama Kementerian Perdagangan RI. Hasil dari kegiatan pencicipan rasa kopi ini akan menjadi rekomendasi bagi pembeli kopi dari Eropa untuk menentukan kopi yang akan mereka beli.

Saleh sangat bersyukur hasil panennya dibawa ke Belanda. Padahal awalnya Saleh tidak begitu percaya dengan pendampingan yang dilakukan Unej.

“Awalnya saya gak percaya dengan tawaran pembinaan dari Universitas Jember, bahkan saya pernah debat dengan Pak Ali Badrudin. Apa program ini bisa berhasil? Sebab sudah sering kami mendapatkan janji-janji akan dibina atau akan dibantu, tapi setelah pelatihan sekali kemudian ditinggal begitu saja,” ungkap Saleh, Ketua LMDH Wana Agung Sejahtera yang menaungi para petani kopi di desa Rejo Agung.

Para petani kopi di desa Rejo Agung bergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa-Hutan (LMDH) mengingat mereka menanam kopi di lahan milik PT. Perhutani.

Sebenarnya produk kopi petani di Desa Rejo Agung, dan lima desa lainnya di Kecamatan Sumber Wringin tak pernah sepi pembeli. Hanya saja, harga yang diberikan oleh tengkulak jauh dari harga pasaran.

Baca Juga: Ada Masyarakat Gunakan NIK Presiden Jokowi Untuk Akses Aplikasi PeduliLindungi

Baca Juga: KPK Jadwalkan Panggil 17 ASN Probolinggo yang Tersangkut Jual Beli Jabatan Kades

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x