KlikBondowoso.Com - Mima Shafa adalah anak dari Mona Ratuliu. Baru-baru ini ia mengungkapkan mengalami depresi.
Kisah perjuangan malawan gangguan mental itu diungkap Mima Shafa ketika diundang Talksik Trans TV pada Kamis 18 Agustus 2022.
“Aku gak didiagnosa depresi selama 7 tahun tuh nggak, depresi aku tuh datang dan pergi. Gejala depresi aja,” kata Mima.
Ia juga mengatakan bahwa masih terus menjalani pengobatan untuk depresi yang diidapnya itu.
“Sekarang juga masih dalam masa observasi sama psikiater dan psikolog. Sebelumnya aku sudah merasakan hal seperti ini, merasakan ada pemikiran untuk bunuh diri dan lain-lain, itu sekitar 4 tahun yang lalu,” tuturnya.
Mima mengaku bahwa depresi yang dialaminya itu kerap muncul dan hilang tanpa Ia ketahui.
“Itu bisa bangkit kembali, tapi yang namanya juga kesehatan mental yang kita tidak tahu kapan itu akan menjadi lebih baik atau tidak. Yang aku rasain sih, emosi berat banget, banyak banget tekanan dalam diri aku sendiri,” ucapnya.
Baca Juga: Buntut Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, Tiga Kapolda Akan di Periksa Irsus, Benarkah?
Meski menjalani hari-hari yang berat, Mima Shafa tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang serta dukungan dari orang-orang tersayang.
“Tapi untuk support sistem ada Bunda ada Yanda dari keluarga, dari temen-temen dan mereka sangat membantu, dan aku bersyukur punya mereka, dan aku juga tetep harus bisa menjaga diri sendiri dibantu psikolog dan psikiater,” katanya.
Sementara itu, Mona Ratuliu mengatakan bahwa dirinya dan suami sudah menduga bahwa anaknya itu bermasalah dalam kesehatan mentalnya.
“Problemnya Mima tuh itu, sebenernya dari SD sih kita ngerasainnya. Tapi kita gak tahu apa, kadang-kadang Mima suka telepon ‘aku sesak nafas’ langsung dijemput dibawa ke UGD kirain kan asam lambung atau asma, tapi ternyata gak ada,” tutur Mona.
Setelah melakukan cek pada berbagai tenaga medis, Mona mendapatkan saran untuk membawa Mima Shafa ke psikolog.
Baca Juga: TERUNGKAP! Motif Ferdy Sambo Membunuh Brigadir Joshua Sudah Terjawab, Begini Kata Aryanto Sutadi
“Bolak-balik begitu, terus akhirnya ditanya ‘ada masalah apa di sekolah, apa yang dipikirin’ coba deh ke psikolog. Lah ko ke psikolog, akhirnya kita coba jalanin ternyata sepertinya panic attack dan itu sudah terjadi dari SD,” katanya.
“Tapi kita nggak tahu nih, karena kesehatan mental ini yan kita lalui ini kebingungan,” kata Mona.***