Kultum Ramadhan 2023 : Apakah Tidurnya Orang Berpuasa Adalah Ibadah?

- 23 Maret 2023, 07:15 WIB
 Ilustrasi masjid. Teks khutbah Jumat terbaru tentang bahayanya sering mengucap kata cerai.
Ilustrasi masjid. Teks khutbah Jumat terbaru tentang bahayanya sering mengucap kata cerai. //Pexels.com/Pixabay

Ketika kita mendengar ini, tentu kita perlu bertanya. Apakah betul itu hadits? Dan kalaupun itu hadits, apakah itu hadits yang shahih atau tidak?

Ternyata para ulama kita telah menjelaskan bahwa hadits ini, salah satu yang meriwayatkan haditsnya (yang biasa dikatakan sebagai perawi hadits) adalah seorang yang bernama Sulaiman Ibnu Amrin An-Nakho’i.

Sulaiman ini adalah seorang yang dikatakan oleh para ulama kita sebagai orang yang suka memasukkan hadits.
Siapa yang mengatakan itu? Yaitu Para ulama pakar hadits sekaliber Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah.

Kata beliau bahwasanya Sulaiman ini suka memalsukan hadits. Dan yang mengatakan itu bukan hanya Imam Ahmad. Iman Yahya ibnu Ma’in juga mengatakan hal yang serupa.
Kata beliau bahwa sudah dikenal reputasinya suka memalsukan hadits. Apakah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang kondisinya seperti ini akan kita terima? Tentu tidak.

Yang mengatakan itu banyak, bukan hanya Imam Ahmad, Imam Yahya ibnu Ma’in. Ada juga Imam ibnu Adi, Imam ibnu Hibban dan masih banyak ulama-ulama yang lainnya.

Makanya dari sinilah kita memahami, kenapa para ulama kita menilai hadits ini adalah sebuah hadits yang dhoif.
Diantaranya dijelaskan oleh syaikh Albani Rahimahullah di dalam kitabnya Silsilatul Hadits Ad-dhoif wal Maudhu, beliau mengatakan bahwa hadits itu adalah haditst yang dhoif.

Itulah akibat dari menerima sebuah ungkapan tanpa memverifikasi, tanpa mencari, tanpa berusaha mengkoreksi apakah hadits itu adalah hadits yang bisa dipertanggungjawabkan atau tidak?

Karena membaca hadits yang dhoif, akhirnya kaum Muslimin terprovokasi untuk bersikap malas di bulan Ramadhan. Yang ini tentu tidak sesuai dengan rekam jejak Rasulullah dan juga para Sahabat serta ulama Salaf.

Maka marilah kita berusaha untuk mengisi bulan Ramadhan ini dengan semangat yang tinggi dan juga dengan produktivitas di dalam amal, serta mengisinya dengan sesuatu yang bersifat positif.***

Halaman:

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x