Khutbah Jumat Syawal Tema Islam Larang Caci Agama Lain Karena Islam Adalah Agama Tanpa Paksaan

- 26 April 2023, 11:00 WIB
Teks Singkat Khutbah Jumat Syawal. Tema Islam Larang Caci Agama Lain.
Teks Singkat Khutbah Jumat Syawal. Tema Islam Larang Caci Agama Lain. /

Hadirin sidang Jumat sekalian,

Kita sering mendengar istilah ‘Islam itu indah’ dalam keseharian, namun begitu ternyata juga banyak dari kita yang tidak merepresentasikan keindahan Islam itu sendiri dalam kehidupannya. Perilaku menyimpang dari ajaran penuh keindahan dalam sosial kemasyarakatan masih terdengar nyaring. Meskipun oknum tersebut tidak mewakili Islam atau masyarakat Muslim keseluruhan, namun tindakannya mencemari ajaran hanif ini.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa dunia dan seisinya ini tercipta dengan penuh warna, penuh perbedaan. Termasuk kepercayaan yang dianut seseorang. Kita menyadarinya, akan tetapi dalam realitanya masih banyak yang belum begitu melek akan hal itu. Dengan negara yang mayoritas muslim, kita tidak mampu menjadi pelindung bagi minoritas dalam hal kepercayaan. Nabi kita diutus membawa kasih sayang:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dalam kitab tafsirnya, Syekh As-Sya’rawiy menegaskan arti kata rahmat yakni:

“Termasuk kasih sayang Rasulullah terhadap orang-orang non-Muslim adalah membela golongan mereka yang tertindas dan mengembalikan hak-haknya.”

Menjadi golongan mayoritas bukan berarti bertindak sewenang-wenang terhadap minoritas, semua memiliki batas-batasannya. Dan seharusnya mayoritaslah yang menjadi pelindung mereka, memberikan kebebasan sesuai yang diyakini tanpa ada unsur paksaan, seperti yang telah familiar di telinga kita bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, sebab kepercayaan itu dicapai dengan kerelaan hati. Selain keyakinan dan aqidah itu tidak bisa dipaksakan, kita juga tidak diperkenankan untuk mencela, menjelekkan atau melecehkan hal-hal yang berkaitan dengan sesembahan orang di luar agama kita, seperti yang telah khatib singgung dalam pembukaan tadi:

وَلَا تَسُبُّوا۟ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّوا۟ ٱللَّهَ عَدْوًۢا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 108)

Sebab, dengan kita melecehkan apa-apa yang berkaitan dengan sesembahan non-Muslim, akan membawa dampak yang lebih besar. Hal itu dapat membuka pintu perpecahan antar golongan, kesatuan umat dan bangsa akan terancam. Kebhinnekaan yang telah dibangun dengan susah payah oleh leluhur kita akan pecah karena ulah seorang yang tidak tahu menahu lebih dalam ajaran agamanya. Agama kita tidak sempit dan seret, agama ini longgar dan mudah.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x