Contoh Ceramah Tarawih atau Kultum Ramadhan, kenapa Sampai Disebut Ramadhan adalah Bulan Al Quran?

- 18 Maret 2023, 05:10 WIB
Ilustrasi masjid, dapatkan 24 twibbon Isra Miraj 1444 H, simak daftar lengkapnya.
Ilustrasi masjid, dapatkan 24 twibbon Isra Miraj 1444 H, simak daftar lengkapnya. /Pixabay/ Pinterastudio/

KlikBondowoso.com - Bulan suci Ramadhan 1444H/2023 M telah tiba. Umat muslim diseluruh dunia bersuka cita dapat berjumpa kembali dengan bulan penuh keberkahan yang dinanti-nanti ini.

Salah satu kewajiban seorang muslim di bulan Ramadhan yaitu melaksanakan ibadah puasa sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan kepada umatnya yang terdahulu.

Ramadhan adalah momen yang tepat untuk memperbanyak dan memperbaiki amal saleh. Setiap orang menjadikan bulan Ramadhan kesempatan untuk mendengar Al Quran seluruhnya, mengkhatamkannya. Karena waktu mudah dan luang hanya di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Berapa Jumlah Fidyah? Ini Ketentuan Jumlah Fidyah yang Harus Dibayar sebagai Pengganti Puasa Ramadhan

Dilansir KlikBondowoso.com dari laman rumaysho.com, berikut teks kultum Ramadhan, dapat juga menjadi referensi teks ceramah tarawih, yang akan menjelaskan tentang "Kenapa Sampai Disebut Ramadhan adalah Bulan Al Quran?" yang ditulis Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Kenapa sampai disebut bulan Ramadhan itu “bulan Al Quran”?

Bulan Ramadhan disebut bulan Al Quran. Hal ini dapat kita saksikan dari kebiasaan para ulama yang memiliki kebiasaan sangat akrab dengan Al Quran. Ada yang rajin membaca, mengkhatamkan dan bahkan merenungkan isi kandungan di dalamnya. Bahkan ini dicontohkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar memberi. Semangat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al Quran kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

Baca Juga: Berikut Tanda Puasa Ramadhan Seseorang Diterima oleh Allah, Salah Satunya Ini

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Hadits di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan untuk banyak mempelajari Al Quran pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk mempelajarinya. Hafalan Al Quran pun bisa disetorkan pada orang yang lebih hafal darinya. Dalil tersebut juga menunjukkan dianjurkan banyak melakukan tilawah Al Quran di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 302)

Juga disebutkan dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyetorkan Al Quran kepada Jibril di setiap tahunnya sekali dan dua kali di tahun diwafatkannya beliau. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً ، فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِى الْعَامِ الَّذِى قُبِضَ ، وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِى الْعَامِ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ

“Jibril itu (saling) belajar Al Quran dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri'tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri'tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari no. 4998).

Baca Juga: Berikut Penjelasan Hukum Tawasul dalam Doa, Wirid, dan Zikir

Ibnul Atsir menyatakan dalam Al-Jami’ fii Gharib Al-Hadits (4: 64) bahwa Jibril saling mengajarkan seluruh Al Quran yang telah diturunkan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Yang paling bagus, Al Quran disetorkan pada malam hari karena saat itu telah lepas dari kesibukan. Begitu pula hati dan lisan semangat untuk merenungkannya. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

“Sesungguhnya di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al-Muzammil: 6)

Beberapa dalil lainnya juga menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan khusus untuk Al Quran karena Al Quran turun ketika itu. Allah Ta'ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran” (QS. Al-Baqarah: 185). Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Al Quran itu turun sekali sekaligus di Lauhul Mahfuzh di Baitul ‘Izzah pada malam Lailatul Qadar.

Yang mendukung perkataan Ibnu ‘Abbas adalah firman Allah Ta'ala di ayat lainnya,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (QS. Al-Qadar: 1).

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhan: 3).

Di antara alasan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran yaitu dibuktikan dengan bacaan ayat Al Quran yang begitu banyak dibaca di sholat malam di bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama sahabat Hudzaifah di malam Ramadhan, lalu beliau membaca surat Al-Baqarah, surat An-Nisa’ dan surat Ali ‘Imran. Jika ada ayat yang berisi ancaman neraka, maka beliau berhenti dan meminta perlindungan pada Allah dari neraka.

Begitu pula ‘Umar bin Khattab pernah memerintahkan kepada Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad Daari untuk mengimami shalat tarawih. Dahulu imam shalat tersebut membaca 200 ayat dalam satu rakaat. Sampai-sampai ada jamaah yang berpegang pada tongkat karena saking lama berdirinya. Dan shalat pun selesai dikerjakan menjelang fajar. Di masa tabi'in yang terjadi, surat Al-Baqarah dibaca tuntas dalam 8 rakaat. Jika dibaca dalam 12 rakaat, maka berarti shalatnya tersebut semakin diperingan. Lihat Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 303.

Hal-hal di atas yang menunjukkan kekhususan bulan Ramadhan dengan Al Quran.

Itulah contoh kultum Ramadhan yang bisa disampaikan sebagai alternatif kepada para jamaah. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x