Rasul pernah menegur sahabat yang enggan menambatkan tunggangannya dengan tali. Sahabat Nabi itu berujar, ia sudah bertawakkal. Namun Nabi adalah punggawanya bijak bestari, beliau tetap memerintahkan agar tunggangan itu diikat, barulah pantas berkata tawakkal. Artinya, bahkan Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan kita berpangku tangan. Sebab setiap jerih payah dan usaha, termasuk doa yang kita panjatkan, —kita hanya bisa berharap— mungkin saja itu adalah tanda-tanda keberhasilan di hari kelak.***