Menurut Gus Baha ada satu lagi kalimat yang memiliki makna luar biasa, yaitu ucapan subhanallah.
Makna sebenarnya dari kalimat mulia itu, yakni mensucikan Allah sebagai Tuhan yang paling sempurna.
"Subhanallah kan artinya Maha Suci Allah, yakin kan ya," ujarnya menjelaskan kepada jamaah.
Namun, dalam beberapa kondisi seseorang salah menempatkannya, sehingga tidak sesuai konteks dan justru berbahaya.
Salah satu yang memprotes ketidaksesuaian penempatan kalimat subhanallah itu menurut Gus Baha adalah Abu Yazid Al Bustomi.
Ulama besar itu sempat ditanya oleh muridnya cara untuk menjadi waliyullah. Si murid ternyata memiliki ibadah yang kuantitasnya sudah melebihi sang guru.
Kemudian Abu Yazid Al Bustomi memberi solusi agar si murid bisa wushul atau mencapai Allah.
Ulama besar itu menyuruh si murid untuk berbakti kepada guru dengan menolong untuk menjual kedelai miliknya ke pasar. Selain itu juga diminta mengangkatnya sendiri di kepala.
Namun, sang murid merasa tidak pantas mendapat perintah semacam itu lalu mengucapkan kata subhanallah. Hal itu membuat sang guru marah karena si murid dianggap menyucikan dirinya sendiri, bukan Allah.
"Ini yang membuatmu tidak wushul, kamu menganggap dirimu suci tidak pantas ngangkat kedelai," katanya.