Istilah tersebut ditujukan kepada orang-orang ‘bodoh’ yang bersikap seolah-olah tidak ada yang berubah setelah adanya pandemi, dan mengatakan bahwa Covid-19 adalah tipuan atau berlebihan.
Baca Juga: Fakta atau Hoax: Video Jenazah Covid-19 di Probolinggo Matanya Diambil, ini Faktanya
Bahkan, di Indonesia masih banyak masyarakat yang mempercayai teori konspirasi dan hoaks yang menyesatkan soal Covid-19.
Covidiot juga merasa marah ketika diminta untuk menggunakan masker dan protokol kesehatan lainnya, serta menganggap Covid-19 ‘hanya flu’.
Mereka juga mungkin menyatakan bahwa mengabaikan pedoman jarak jauh sosial dan peraturan lokal sebagai hak konstitusionalnya, dan mengadakan atau pergi ke pesta yang digelar tanpa berpedoman pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Kenapa orang memilih untuk berperilaku yang berisiko seperti ini?
Para ahli mengatakan penyebab adanya ‘Covidiot’ agak membingungkan, sebab Covid-19 adalah penyakit yang sangat menular dan berbahaya, yang harus ditanggapi secara serius.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bondowoso Melonjak, 6 Puskesmas Lockdown, 2 Dinas WFH dan Satu Warung Tutup
Meski begitu, terdapat beberapa alasan yang mungkin dapat membantu menjelaskan kenapa seseorang bertindak seperti Covidiot:
1. Mereka dalam penyangkalan (Denial)