Apa itu Tumpeng Sewu dalam Tradisi Suku Osing di Banyuwangi? Konon Katanya Dilakukan untuk Menghindari Hal Ini

- 15 Juli 2022, 19:40 WIB
Salah satu warisan budaya Suku Osing di Banyiwangi: tumpeng sewu
Salah satu warisan budaya Suku Osing di Banyiwangi: tumpeng sewu /IG @homestaydibanyuwangi/

KlikBondowoso.com - Suku Osing merupakan sekelompok masyarakat adat yang mendiami daerah Banyuwangi sejak jaman kerajaan Blambangan.

Tidak hanya terkenal dengan produk kebudayaan seperti tari Gandrung saja, Suku Osing juga dikenal kaya akan warisan budaya lainnya.

Salah satu warisan budaya dalam adat Suku Osing ada yang bernama tumpeng sewu atau secara umum dapat disebut sebagai sebuah upacara.

Baca Juga: Tak Merasa Sakit Melukai Wajah! Ini Rahasia Masyarakat Kalimantan Barat dalam Tradisi Unik Tuntang

Dilansir KlikBondowoso.com dari YouTube Lingkaran Hitam, tumpeng sewu merupakan tradisi makan besar seperti halnya acara selamatan.

Dimana melalui upacara tumpeng sewu tersebut masyarakat Suku Osing percaya hal itu akan menjauhkan mereka dari segala malapetaka.

Jika dalam masyarakat umum bisa dikatakan sebagai sebuah acara yang digelar untuk tolak balak atau musibah.

Baca Juga: Menusuk Muka dengan Benda Tajam! Begini Penjelasan Tradisi Unik Tatung Asal Kalimantan Barat

Pada saat acara tumpeng sewu berlangsung, beragam makanan pun dihidangkan, dan yang tak boleh ketinggalan adalah hidangan pecel pitik (ayam).

Pecel pitik adalah hidangan berupa ayam panggang yang diberi parutan kelapa dan diberi bumbu masakan khas suku Osing.

Hal yang melandasi adanya upacara tumpeng sewu tersebut adalah demi menghindari berbagai hal buruk yang tak terduga di masa depan.

Baca Juga: Tradisi Unik Membakar Perahu oleh Masyarakat Tionghoa Riau:Bakar Tongkang Begini Penjelasannya

Suku Osing percaya jika tumpeng sewu tidak dilakukan, maka musibah bisa saja akan tiba di wilayah yang mereka tinggali.

Salah satu wilayah di Banyuwangi yang hingga saat ini masih melestarikan upacara tumpeng sewu adalah Desa Kemiren.

Adapun dalam pelaksanaannya, sebelum makan tumpeng sewu para warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit.

Baca Juga: Membangunkan Mayat yang Berusia Ratusan Tahun? Ini Penjelasan Tradisi Ma Nene Khas Toraja

Usai kumandang do’a yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.

Tradisi ini menjadi salah satu atraksi yang dinanti wisatawan. Mereka ingin melihat dari dekat bagaimana warga Kemiren ramai-ramai menggelar kenduri masal di pinggir jalan desa.*** 

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: YouTube Lingkaran hitam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x