Kultum Ramadhan, Alasan Banyak Maksiat Terjadi Padahal Setan Diikat di Bulan Ramadhan

- 20 Maret 2023, 00:35 WIB
Ilustrasi masjid, dapatkan 24 twibbon Isra Miraj 1444 H, simak daftar lengkapnya.
Ilustrasi masjid, dapatkan 24 twibbon Isra Miraj 1444 H, simak daftar lengkapnya. /Pixabay/ Pinterastudio/

KlikBondowoso.com - Bulan suci Ramadhan 1444H/2023 M telah tiba. Umat muslim diseluruh dunia bersuka cita dapat berjumpa kembali dengan bulan penuh keberkahan yang dinanti-nanti ini.

Salah satu kewajiban seorang muslim di bulan Ramadhan yaitu melaksanakan ibadah puasa sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan kepada umatnya yang terdahulu.

Ramadhan adalah momen yang tepat untuk memperbanyak dan memperbaiki amal saleh,Terdapat keterangan bahwa ketika memasuki Ramadhan setan dibelenggu, namun masih tetap saja perbuatan maksiat marak diberitakan bahkan terlihat secara langsung.

Baca Juga: Kultum Ramadhan, Peristiwa Diturunkannya Al Quran Di Bulan Ramadhan

Dilansir KlikBondowoso.com dari laman rumaysho.com, berikut teks kultum Ramadhan, dapat juga menjadi referensi teks ceramah tarawih, yang akan menjelaskan tentang "Kenapa Maksiat Masih Terjadi, Padahal Setan Diikat di Bulan Ramadhan?" yang ditulis Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Ketika puasa itu tiba, maka kebaikan akan mudah dilakukan. Kejahatan dan maksiat akan semakin berkurang karena saat itu pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan pun terbelenggu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).

Baca Juga: Contoh Ceramah Tarawih atau Kultum Ramadhan, kenapa Sampai Disebut Ramadhan adalah Bulan Al Quran?

Dalam lafazh lain disebutkan,

إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

“Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).

Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makna secara tekstual dan hakiki. Terbukanya pintu surga, tertutupnya pintu neraka dan terikatnya setan adalah tanda masuknya bulan Ramadhan, mulianya bulan tersebut dan setan pun terhalang mengganggu orang beriman.

Ini isyarat pula bahwa pahala dan pemaafan dari Allah begitu banyak pada bulan Ramadhan. Tingkah setan dalam menggoda manusia pun berkurang karena mereka bagaikan para tahanan ketika itu. (Fath Al-Bari, 4: 114 dan Syarh Shahih Muslim, 7: 167)

Baca Juga: Baca Surah Ini agar Rumah Tidak Dihuni Setan, Ustadz Adi Hidayat: Tidak Akan Dimasuki Setan

Al Qodhi juga berkata, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Lihat Syarh Shahih Muslim, 7: 167)

Namun kenapa maksiat masih banyak terjadi di bulan Ramadhan walau setan itu diikat?

Disebutkan oleh Abul ‘Abbas Al-Qurthubi:

Setan diikat dari orang yang menjalankan puasa yang memperhatikan syarat dan adab saat berpuasa. Adapun yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.

Baca Juga: Hati-hati! Menangis dalam Ibadah Ini Bisa jadi Terkena Bisikan Setan, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hal Berikut

Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain yaitu dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, adat kebiasaan dan gangguan dari setan manusia.

Bisa juga maksudnya bahwa setan yang diikat adalah umumnya setan dan yang memiliki pasukan sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu. Intinya maksudnya adalah kejelekan itu berkurang di bulan Ramadhan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136. Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa pada bulan Ramadhan, jiwa lebih condong pada kebaikan dan amalan shalih, yang dengan kebaikan ini sebagai jalan terbukanya pintu surga. Begitu pula kejelekan pun berkurang ketika itu yang akibatnya pintu neraka itu tertutup. Sedangkan setan itu diikat berarti mereka tidaklah mampu melakukan maksiat sebagaimana ketika tidak berpuasa. Namun maksiat masih bisa terjadi karena syahwat. Ketika syahwat itu ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu. (Majmu’ah Al-Fatawa, 14: 167).

Baca Juga: Ingin Shalat Khusyuk? Khayalkan Ini Kata Buya Yahya, Setan Tak Akan Mengganggu

Karena terbuka lebarnya pintu kebaikan ini, pahala kebaikan akan dilipat gandakan.

Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hal. 270)

Ibrahim An-Nakho’i rahimahullah mengatakan, “Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhol dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhol dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.” (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hal. 270)

Begitulah kemuliaan bulan Ramadhan. Orang yang sebelumnya malas ibadah, akan kembali sadar. Yang sudah semangat ibadah akan terus bertambah semangat. Yang lalai akan yang wajib, akan sadar di bulan Ramadhan. Yang lalai akan dzikir pun semangat untuk berdzikir. Begitu pula yang malas ke masjid akan rajin ke masjid. Namun tentu saja ibadah terbaik adalah ibadah yang kontinu, bukan hanya musiman,

Baca Juga: Buya Yahya Ungkap Ciri-Ciri Manusia Setengah Setan, Suami dan Istri Wajib Waspada!

وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)

Itulah contoh kultum Ramadhan yang bisa disampaikan sebagai alternatif kepada para jamaah. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: rumaysho.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x