Mendapat Rezeki dari Musibah Orang Lain Haram? Buya Yahya: Jangan Jadikan Orang Sakit Ini Mesin Uang

- 21 Januari 2024, 07:25 WIB
Selamat Menyambut Kiamat Kubra Kalau Tanda-tanda yang Disebut Buya Yahya Ini Sudah Mulai Tiba
Selamat Menyambut Kiamat Kubra Kalau Tanda-tanda yang Disebut Buya Yahya Ini Sudah Mulai Tiba /

KlikBondowoso - Bagaimana hukum mendapat rezeki dari musibah orang lain menurut Buya Yahya? Di sekitar kita terdapat banyak profesi yang mau tidak mau harus berhadapan dengan musibah orang lain. Misalnya, dokter atau pemilik rumah sakit, tukang gali kubur, atau berbagai pekerjaan lain yang menangani masalah atau musibah orang lain.

Begini Penjelasan Buya Yahya Tidak jarang muncul keraguan, apakah mendapat rezeki dari musibah orang lain ini halal atau haram? Dilansir dari unggahan kanal YouTube Al-Bahjah TV, bagaimana hukum mendapat rezeki dari musibah orang lain.

Ini Kata Buya Yahya Hukum mendapat rezeki dari musibah orang lain "Di dalam bab fiqih syukur, kalau ada orang tertimpa musibah, kita disunnahkan sujud syukur," ungkap Buya Yahya. Namun, sujud syukur tersebut bukan untuk mensyukuri musibah orang lain.

"Mensyukuri karena kita tidak mendapatkan musibah, beda," jelas Buya Yahya. "Tapi sujud syukurnya disunnahkan tidak dihadapan orang yang ketimpa musibah," sambung Buya Yahya. Ini Jawaban Tegas Buya Yahya Lantas bagaimana jika mendapat rezeki dari musibah orang lain? "Tapi inget jangan jadikan orang sakit ini mesin uang, kedzaliman, memang banyak kesempatan diambil di dalam kesempitan orang lain, musibah besar dan Allah Maha Tahu," tegas Buya Yahya.

"Seperti halnya orang itu bisa sakit, maka anda pun bisa sakit, maka jangan dzalim kepada orang sakit, orang lemah," sambung Buya Yahya. Sejatinya, bisnis rumah sakit dengan niat yang baik akan menjadi ladang pahala. "Maka ngurusi rumah sakit sebetulnya pahalanya gede kalau bener niatnya, tapi hati-hati kalau sedikit niatnya tidak bener ketahuilah kehancuran akan ada pada anda," ungkap.

Kata Buya Yahya Bersyukur terhadap rezeki yang didapat dari musibah orang lain harus tegas arahnya. "Tukang gali kubur ada orang meninggal dunia ya Alhamdulillah bisa bayar utang, bukan Alhamdulillah ada orang mati, beda," tegas Buya Yahya. "Syukurnya arahnya beda, jidahnya beda kalau dalam bahasa Arab," lanjut Buya Yahya. Bersyukur yang dimaksud Buya Yahya adalah karena mendapat rezeki, bukan karena orang lain tertimpa musibah.

Selain itu, sebaiknya tunjukkan perhatian dan peduli kepada orang yang tertimpa musibah tersebut serta melayani dengan maksimal tanpa niat untuk memberatkan. "Jangan ada terbesit di hati anda untuk dzalim kepada orang yang saat itu terjepit, Allah dengan mereka," tegas Buya Yahya. Wallahu a’lam.***

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x