Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Sopir Angkot di Bandung: Ribet dan Tambah Pusing

2 Juli 2022, 08:40 WIB
Hari pertama uji coba MyPertamina sudah terlihat kebingungan di antara konsumen di Bandung yang menjadi sasaran kebijakan itu. /ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

KlikBondowoso.com - Awal bulan Juli 2022 dihebohkan dengan kebijakan pembelian bahan bakar minyak (BBM) harus menggunakan aplikasi MyPertamina.

Kebijakan ini untuk membatasi pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar di Indonesia.

Untuk tahap pertama, tidak semua kota diwajibkan menggunakan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM jenis Pertalite dan Solar.

Ada 11 daerah yang wajib menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli pertalite dan solar.

Kota Bandung, menjadi salah satu wilayah uji coba penerapan pembelian BBM bersubsidi secara digital melalui aplikasi MyPertamina.

Baca Juga: Begini Nanti Cara Pembelian Pertalite dan Solar Bersubsidi, Diberlakukan 1 Juli 2022

Sedangkan 10 daerah lainnya adalah Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, dan Kota Sukabumi.

Diwilayah Kota Bandung, uji coba tersebut dilaksanakan secara serentak di 81 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai 1 Juli hingga 15 Juli 2022 mendatang.

Kebijakan yang diinisiasi PT Pertamina Patra Niaga tersebut untuk sementara ini baru dilakukan hanya untuk kendaraan roda empat.

Dikutip KlikBondowoso.com dari Pikiran-Rakyat, pada hari pertama pemberlakuan, sejumlah pengendara atau konsumen dikabarkan masih belum mengetahui teknis penerapan kebijakan tersebut.

Baca Juga: Pengiriman BBM Jenis Pertalite Ke SPBU Dikurangi, Masyarakat Resah

Bahkan beberapa di antaranya tidak mengetahui sama sekali adanya kebijakan pembelian BBM bersubsidi secara digital karena dinilai masih minim sosialisasi.

Salah seorang sopir angkutan online, Asep Mulyana, mengakui kebijakan tersebut belum diketahuinya sehingga masih membeli Pertalite untuk kebutuhan operasional kendaraan secara manual.

Menurutnya, kebijakan baru itu dinilai merepotkan dan menambah beban sebagai seorang sopir angkutan online.

“Ribet ya, kalau kata saya sudah normal-normal saja jangan pakai aplikasi, apalagi sekarang sudah pusing, saya sebagai sopir online pusing ditambah kayak begini tambah ribet,” ujarnya, saat ditemui usai mengisi BBM di SPBU Jl Riau, Kota Bandung, Jumat 1 juli 2022.

Baca Juga: Harga BBM di Papua Capai Rp100.000 Perliter, Ojek Menjerit

Ungkapan serupa dilontarkan salah seorang pengemudi angkutan kota (angkot), Ruswan Irawan, mengaku merasa keberatan dengan adanya kebijakan tersebut. Terlebih untuk dirinya sebagai sopir angkot yang memiliki keterbatasan.

“Ya angkot mah enggak usah ya, merasa repot. Untuk angkot aja sih saya harap enggak usah pakai aplikasi,” tuturnya.

Pemberlakuan pembelian BBM Bersubsidi secara digital itu dilakukan Pertamina agar penyaluran bisa tepat sasaran dan tidak melebih kuota.

Namun demikian, selama uji coba tersebut, Pertamina masih akan melayani pengendara roda empat secara manual dengan pembayaran tunai.***(Yudianto Nugraha / Pikiran Rakyat)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler