Merasa Diri Sendiri Paling Benar? Hati-Hati Terjebak Bias Kognitif

- 6 Januari 2024, 16:15 WIB
Ilustrasi enam kesalahan yang sering merusak hubungan cinta, yang salah satunya merasa paling benar.
Ilustrasi enam kesalahan yang sering merusak hubungan cinta, yang salah satunya merasa paling benar. /pexels.com/Keira Burton

Hanya memerhatikan berita atau informasi yang sejalan dengan opini diri sendiri
Menyalahkan faktor eksternal ketika situasi tidak berjalan sesuai ekspektasi
Menghubungkan kesuksesan orang lain sekadar keberuntungan
Mengapresiasi berlebihan pencapaian diri sendiri

Berasumsi orang lain memiliki opini atau keyakinan sama seperti diri sendiri
Hanya belajar sedikit tentang suatu topik dan berasumsi sudah paham segalanya
Tanda-tanda di atas terasa familiar? Wajar, sebab banyak orang yang memang mengalami bias kognitif. Hal ini lebih rentan terdeteksi ketika orang lain melakukannya, ketimbang menyadari bahwa diri sendiri berada di posisi tersebut.

Lebih jauh lagi, manusia cenderung mengambil keputusan dan penilaian tentang dunia sekitarnya seakan-akan sudah objektif dan logis. Kerap kali, seseorang merasa sudah mempertimbangkan dan mengevaluasi seluruh informasi terkait dengan hal itu.

Sayangnya, bias kognitif justru bisa menjatuhkan karena menghasilkan keputusan buruk dan penilaian salah.

Jenis bias kognitif
Beberapa jenis bias kognitif yang dapat mengganggu pemikiran dan penilaian seseorang di antaranya:

Actor-observer
Tendensi ini terjadi ketika seseorang menghubungkan tindakan dirinya terhadap faktor eksternal. Di sisi lain, ia juga menghubungkan perilaku orang lain terhadap faktor internal.

Contohnya, menyalahkan kondisi GERD diri sendiri karena faktor genetik. Sementara ketika orang lain menderita penyakit yang sama, dikaitkan dengan pola makan mereka yang berantakan.

Anchoring
Tendensi untuk terlalu percaya pada potongan informasi yang pernah dipelajari. Bahkan, ini dapat membuat mereka menutup diri pada informasi tambahan. Sayangnya, bias ini juga sangat berpengaruh terhadap ekspektasi dan penilaian terhadap suatu hal.

Attentional
Kecenderungan untuk memperhatikan hanya beberapa hal saja. Di saat yang sama, secara simultan mengabaikan orang lain. Contohnya ketika akan membeli rumah, hanya mempertimbangkan faktor eksteriornya saja, tanpa melihat bagaimana kualitas bahan dan juga lokasinya.

Availability heuristic
Hanya menganggap informasi yang sampai ke otak dengan cepat dan mengabaikan lainnya. Artinya, tendensi ini juga melebih-lebihkan peluang hal serupa akan terjadi lagi di masa mendatang.***

Halaman:

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x