Merasa Diri Sendiri Paling Benar? Hati-Hati Terjebak Bias Kognitif

- 6 Januari 2024, 16:15 WIB
Ilustrasi enam kesalahan yang sering merusak hubungan cinta, yang salah satunya merasa paling benar.
Ilustrasi enam kesalahan yang sering merusak hubungan cinta, yang salah satunya merasa paling benar. /pexels.com/Keira Burton

KlikBondowoso- Bias kognitif atau cognitive bias adalah kesalahan sistematik pola pikir yang terjadi ketika seseorang sedang memproses dan menginterpretasi informasi. Konsekuensi dari kognitif bias adalah terpengaruhnya keputusan dan penilaian

Sejarah bias kognitif
Tanda-tanda bias kognitif
Jenis bias kognitif

Penyebab bias kognitif
Bias kognitif atau cognitive bias adalah kesalahan sistematik pola pikir yang terjadi ketika seseorang sedang memproses dan menginterpretasi informasi. Konsekuensi dari kognitif bias ini adalah keputusan dan penilaian akan sangat terpengaruh.

Kerap kali, bias ini terjadi karena upaya otak dalam menyederhanakan proses penyerapan informasi. Terlebih, otak dengan cara kerjanya yang menakjubkan memang punya keterbatasan.

Sejarah bias kognitif
Konsep bias kognitif pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Amos Tversky dan Daniel Kahneman pada tahun 1972. Sejak saat itu, telah muncul beberapa jenis kognitif bias yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Cakupannya luas, mulai dari perilaku sosial, aspek kognitif, ekonomi perilaku, pendidikan, manajemen, layanan kesehatan, bisnis, dan juga finansial. Artinya, sangat luas sekali kemungkinan terjadinya bias kognitif ketika seseorang memproses informasi dari dunia di sekitarnya.

Namun, berbeda dengan logical fallacy. Jika bias kognitif berakar dari proses mengolah informasi yang salah, logical fallacy berasal dari kesalahan dalam argumen logis.

Selain itu, bias kognitif biasanya berakar dari masalah rentang fokus, daya ingat, atribusi, dan kesalahan lain yang berkaitan dengan mental.

Tanda-tanda bias kognitif
Sebenarnya, setiap orang pasti pernah melakukan bias kognitif. Beberapa tanda ketika Anda terpengaruh bias kognitif adalah:

Hanya memerhatikan berita atau informasi yang sejalan dengan opini diri sendiri
Menyalahkan faktor eksternal ketika situasi tidak berjalan sesuai ekspektasi
Menghubungkan kesuksesan orang lain sekadar keberuntungan
Mengapresiasi berlebihan pencapaian diri sendiri

Berasumsi orang lain memiliki opini atau keyakinan sama seperti diri sendiri
Hanya belajar sedikit tentang suatu topik dan berasumsi sudah paham segalanya
Tanda-tanda di atas terasa familiar? Wajar, sebab banyak orang yang memang mengalami bias kognitif. Hal ini lebih rentan terdeteksi ketika orang lain melakukannya, ketimbang menyadari bahwa diri sendiri berada di posisi tersebut.

Lebih jauh lagi, manusia cenderung mengambil keputusan dan penilaian tentang dunia sekitarnya seakan-akan sudah objektif dan logis. Kerap kali, seseorang merasa sudah mempertimbangkan dan mengevaluasi seluruh informasi terkait dengan hal itu.

Sayangnya, bias kognitif justru bisa menjatuhkan karena menghasilkan keputusan buruk dan penilaian salah.

Jenis bias kognitif
Beberapa jenis bias kognitif yang dapat mengganggu pemikiran dan penilaian seseorang di antaranya:

Actor-observer
Tendensi ini terjadi ketika seseorang menghubungkan tindakan dirinya terhadap faktor eksternal. Di sisi lain, ia juga menghubungkan perilaku orang lain terhadap faktor internal.

Contohnya, menyalahkan kondisi GERD diri sendiri karena faktor genetik. Sementara ketika orang lain menderita penyakit yang sama, dikaitkan dengan pola makan mereka yang berantakan.

Anchoring
Tendensi untuk terlalu percaya pada potongan informasi yang pernah dipelajari. Bahkan, ini dapat membuat mereka menutup diri pada informasi tambahan. Sayangnya, bias ini juga sangat berpengaruh terhadap ekspektasi dan penilaian terhadap suatu hal.

Attentional
Kecenderungan untuk memperhatikan hanya beberapa hal saja. Di saat yang sama, secara simultan mengabaikan orang lain. Contohnya ketika akan membeli rumah, hanya mempertimbangkan faktor eksteriornya saja, tanpa melihat bagaimana kualitas bahan dan juga lokasinya.

Availability heuristic
Hanya menganggap informasi yang sampai ke otak dengan cepat dan mengabaikan lainnya. Artinya, tendensi ini juga melebih-lebihkan peluang hal serupa akan terjadi lagi di masa mendatang.***

 

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x