Dengan demikian, bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Tradisi kupatan ini berfungsi sebagai pengingat agar manusia mengakui kesalahan masing-masing, kemudian rela untuk saling memaafkan.
Orang yang bertamu akan disuguhi ketupat pada hari lebaran dan diharuskan memakannya sebagai pertanda sudah rela dan saling memaafkan. Perilaku ini diharapkan dapat menjadikan kehidupan masyarakat yang damai, tenang dan tentram.***